Kepala Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja. (BP/Antara)

 

DENPASAR, BALIPOST.com – Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian Bali akan tetap tumbuh positif pada triwulan IV/2025, seiring dengan tren positif di sektor pariwisata, peningkatan realisasi investasi, serta terjaganya optimisme konsumen.

Kepala Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja di Denpasar mengatakan, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, pengembangan pariwisata berkualitas dan berwawasan lingkungan perlu menjadi motor utama pertumbuhan daerah melalui perluasan jangkauan pasar Free and Independent Traveler (FIT), penguatan kegiatan MICE yang bernilai tambah tinggi, serta diversifikasi destinasi ke wilayah potensial di luar Bali Selatan yang tetap menjaga keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan ekologi.

“Selanjutnya, optimalisasi pendapatan dan belanja daerah perlu diarahkan untuk memperkuat dampak ekonomi melalui percepatan realisasi belanja yang efektif serta intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah,” katanya Kamis (6/11).

Erwin menilai, dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi juga memerlukan perluasan akses pembiayaan bagi sektor potensial seperti ekonomi kreatif, UMKM, serta sektor pangan dan industri kreatif khas daerah.

Baca juga:  Karena Indikator Ini, PHRI Optimis Pemulihan Pariwisata Tanah Air

Di sisi lain, penguatan ketahanan pangan dan pengendalian inflasi daerah perlu terus dijaga melalui peningkatan produktivitas lahan berbasis inovasi dan teknologi pertanian, serta optimalisasi program TPID melalui penerapan strategi 4K secara terpadu yang mencakup ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.

Dengan semangat kolaborasi dan sinergi yang terus diperkuat antara pemerintah pusat dan daerah, pelaku ekonomi, serta seluruh pemangku kepentingan, BI berkomitmen mendukung pelaksanaan berbagai inovasi dan kebijakan strategis di daerah.

Melalui kolaborasi ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi Bali dapat semakin inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi, baik di tingkat nasional maupun global.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, perekonomian Bali pada triwulan III 2025 tetap kuat dengan pertumbuhan sebesar 5,88% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Bali lebih tinggi dibandingkan nasional yang tumbuh sebesar 5,04% (yoy).

Realisasi pertumbuhan ini menempatkan Bali sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ke-4 di tingkat nasional. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Perekonomian Bali mampu tetap tumbuh kuat yang mencerminkan ketahanan ekonomi daerah.

Baca juga:  Tangkal Krodit dan Tingkatkan Kualitas Pariwisata, Satriya Siapkan Jalan Lingkar di Nusa Penida

Dari sisi pengeluaran, ekspor luar negeri tumbuh 7,53% (yoy) seiring ekspor jasa oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan kedatangan penumpang internasional masing-masing sebesar 9,74% yoy dan 7,71% yoy.

Kemudian, investasi (PMTB) tumbuh 6,12% (yoy) utamanya subkomponen PMTB bangunan didukung peningkatan realisasi investasi PMDN (di atas 100%) dan realisasi belanja modal yang utamanya dari APBD (tumbuh sekitar 15%). Konsumsi rumah tangga yang merupakan kontributor terbesar perekonomian Bali, tumbuh menguat sebesar 5,20% (yoy) dipengaruhi oleh pengeluaran transportasi, rekreasi dan budaya, serta penginapan dan hotel sejalan dengan aktivitas pariwisata yang meningkat.

Pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh konsumsi pemerintah yang tumbuh 2,29% (yoy), seiring peningkatan belanja pegawai serta belanja modal. Dari sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan ekonomi Bali yang kuat didorong hampir di semua LU.

Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi tertinggi terdapat pada LU Akomodasi dan Makan Minum yang tumbuh sebesar 11% (yoy), didukung peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara sebesar 9,74%(yoy) dan 23,17% (yoy). Berikutnya, LU Pertanian tumbuh 2% (yoy) didorong oleh produksi hortikultura semusim yaitu bawang merah, kentang, dan sawi putih, hortikultura tahunan yaitu jeruk dan pisang, dan peternakan yaitu telur ayam dan daging ayam.

Baca juga:  Gubernur Koster: Budaya Adalah Hulu Perekonomian Bali, Pelaku Ekonomi Wajib Turut Menjaga

Kemudian, LU Transportasi dan Pergudangan tumbuh 6,26%, didorong keberangkatan penumpang internasional dan kargo di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan penumpang kapal ASDP. LU Konstruksi juga tumbuh 4,12% (yoy), sejalan dengan realisasi PMDN dan belanja modal APBD yang meningkat.

Selanjutnya, LU Perdagangan tumbuh sebesar 6,97% (yoy), yang tecermin dari peningkatan aktivitas wisatawan, perdagangan hasil pertanian, dan perdagangan bahan baku konstruksi.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tertahan dengan menurunnya Jasa Keuangan dan Asuransi yang mengalami kontraksi sebesar -5,09% (yoy), seiring dengan penurunan kinerja Jasa Perantara Keuangan pada perbankan. (Dika/balipost)

BAGIKAN