Suasana di salah satu sudut Kota Leicester pada 25 April 2020 saat pelaksanaan karantina wilayah di seluruh Inggris. (BP/AFP)

LONDON, BALIPOST.com – Gelombang kedua COVID-19 bermunculan di sejumlah negara-negara yang mulai membuka karantina wilayahnya. Tak terkecuali di Inggris.

Bahkan, salah satu kota di Inggris rencananya akan menjalani “lockdown” lokal karena meningkatnya jumlah kasus dalam 2 minggu terakhir. Menurut Pejabat Inggris, Priti Patel, dikutip dari AFP, pihaknya akan mengunci wilayah Leicester karena jumlah kasusnya terus meningkat.

Kota itu mencatatkan 658 kasus baru dalam 2 minggu terakhir, mulai 16 Juni. Merebaknya wabah baru ini terkait dengan pabrik pengolahan makanan.

Baca juga:  Dua Hari Berturut-turut, Kasus COVID-19 Baru Nasional Pecahkan Rekor

Patel mengatakan pada BBC bahwa terdapat lonjakan kasus di seluruh negara itu dalam beberapa minggu terakhir. Tepatnya, 4 minggu terakhir. “Untuk wabah local, upaya yang dilakukan adalah solusi lokal dalam hal ini mengontrol infeksi, jaga jarak, dan melakukan screening,” tambahnya.

Ia mengatakan pemerintah akan memberikan dukungan pada Leicester. Menurut laporan dari Koran Sunday Times, pemerintah akan memberlakukan karantina terhadap Leicester dalam waktu beberapa hari ke depan. Populasi Leicester sebesar 340 ribu orang.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Turun ke Dua Digit, Dua Zona Merah Ini Penyumbang Terbanyaknya

Adanya wabah baru COVID-19 ini menimbulkan kekhawatiran di Inggris sebab negara ini merasakan dampak yang cukup parah dari virus ini.

Pemerintahan Boris Johnson berencana untuk melonggarkan karantina wilayah mulai 4 Juli, meskipun ada kekhawatiran gelombang kedua dari virus ini. Pelonggaran karantina wilayah ini dengan cara membuka pub, restoran, dan salon di seluruh Inggris.

Dalam beberapa hari terakhir, Inggris telah menemukan puluhan ribu orang tidak mengindahkan jaga jarak sosial saat berada di pantai dan menggelar pesta di jalanan. Penggemar Liverpool juga memenuhi kota setelah klub sepakbola kebanggaannya menang dalam Liga Premier.

Baca juga:  Tiga Provinsi Ini, Jumlah Kasusnya Lampaui Puncak Delta

Dari data yang dilaporkan, lebih dari 43.500 orang meninggal akibat virus ini di Inggris. (Diah Dewi/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *