Ilustrasi. (BP/tomik)

DENPASAR, BALIPOST.com – Belakangan virus Corona atau COVID-19 banyak menginfeksi anak–anak. Penularan pada anak–anak tidak lepas dari peran orangtuanya, karena orangtua (orang dewasa) yang lebih banyak di luar rumah.

Kedisiplinan orangtua menjalankan protokol kesehatan pun mulai dipertanyakan. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali Dr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha, Sp.A(K). mengatakan, sumber atau yang pertama kali terinfeksi adalah orang dewasa, karena mereka yang lebih banyak berada di luar rumah.

Setelah itu menularkan ke orang dewasa yang berdekatan. Ketika infeksi semakin bertambah luas, mulailah menularkan ke anak–anak, baik anaknya sendiri maupun yang lain. ‘’Virus tidak mengenal usia. Setelah anak terkena, jadi anak positif,’’ ujarnya, Sabtu (27/6).

Baca juga:  Nekat Buka, Sejumlah Karaoke Dirazia Petugas

Dari kasus COVID-19 anak yang ada, sumber penularannya dari orangtuanya dan banyak kasus OTG (orang tanpa gejala). Dengan tidak adanya gejala, tidak memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit. “Oleh karena itu kenapa pada anak ditemukan banyak, karena orangtuanya yang ditemukan positif. Ini juga mengindikasikan penerapan protokol kesehatan di keluarga tersebut kurang disiplin, karena orang yang tidak bergejala pun bisa menularkan virus ini,” beber Lanang Sidiartha.

Baca juga:  Gunung Agung Tenang, Warga Mulai Beternak

Oleh karena itu, ia meminta agar tetap melakukan protokol kesehatan, tidak hanya bila keluar rumah, tetapi juga di rumah. Misalnya mencuci tangan lebih sering dengan sabun, bila ada yang sakit menggunakan masker.

Jika merasa diri datang ke daerah yang zona merah juga harus menerapkan protokol kesehatan, membersihkan semua pakaian, sandal, sepatu, mandi, dan lainnya. Banyaknya OTG di Bali juga mengindikasikan status imunisasi di Bali bagus yang cakupannya lebih dari 90 persen.

Baca juga:  Perkuat NKRI, Tiga Pilar Aparat Desa Harus Solid

Kata Lanang, hal inilah yang menyebabkan anak–anak yang terinfeksi COVID-19 lebih banyak tanpa gejala karena daya tahan tubuhnya bagus. “Meskipun dia terinfeksi virus, banyak yang tidak menimbulkan gejala. Artinya tubuhnya bisa melawan penyakitnya, tubuhnya kuat melawan virus,” ungkapnya.

Dengan banyaknya anak yang terinfeksi, IDAI mengimbau agar anak-anak tetap di rumah, belajar dari rumah, sekolah dari rumah. Khusus untuk balita yang masih perlu dilakukan imunisasi, harus tetap berjalan sesuai dengan jadwalnya dan dengan penambahan penerapan protokol kesehatan. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *