Suasana Desa Wisata Penglipuran. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam menyongsong new normal tourism, hampir 20 persen desa wisata di Bali telah siap menerima kunjungan wisatawan. Hal itu diungkapkan Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Provinsi Bali Made Mendra Astawa, Selasa (24/6).

Dikatakannya, saat ini beberapa desa wisata sudah melakukan berbagai tahapan persiapan untuk menerima kembali wisatawan. Hal yang paling dipersiapkan adalah yang menyangkut protokol kesehatan new normal yang disesuaikan dengan kebijakan desa adat.

Baca juga:  Dukung Mekaki Marathon 2017, Kemenpar Ingin Wisata Lombok Barat Dikenal

Desa wisata di Bali berbeda dengan desa wisata di luar daerah. Sebab, desa wisata di Bali memegang erat kearifan lokal. Bahkan beberapa desa wisata sudah dilengkapi homestay, sehingga para wisatawan bisa tinggal lebih lama di desa wisata. Mendra Astawa mengaku ada beberapa hal yang disyukurinya dengan adanya pandemi COVID-19.

Misalnya, sebagian masyarakat tidak menjadi orang yang egosentris dan materialistis, namun mulai ada rasa untuk kembali menjaga ajaran leluhur dan mulai mengerem kapitalisme, meskipun di sisi lain masyarakat Bali membutuhkan kedatangan wisatawan. “Pada situasi COVID-19 ini saatnya kita harus kembali kepada ajaran leluhur. Mari kita jaga air, karena air kita di Bali bermasaah saat banyak wisatawan ke Bali. Di sisi pangan juga harus dibangkitkan kembali untuk menyongsong tata kehidupan new normal,” tegasnya. (Winatha/balipost)

Baca juga:  Desa Antap Kembangkan Agrowisata
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *