
DENPASAR, BALIPOST.com – Akademisi dari Universitas Udayana, Putu Andre Adi Putra Pratama mengatakan ada beberapa tantangan yang dihadapi Denpasar dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.
Ia menyebut saat ini, Denpasar sedang menghadapi alih fungsi lahan yang masif, kemacetan, polusi, dan pengelolaan sampah. “Pemasaran juga masih menjadi PR ke depannya,” ujarnya di sela-sela Pelatihan Manajemen Destinasi Wisata yang digelar Selasa (20/5).
Menurutnya, pengelola tempat wisata harus lebih inovatif dan kreatif membangun tempat wisatanya agar dapat meningkatkan kunjungan. Meski cara-cara pemasaran kekinian telah dilakukan, namun perlu sentuhan baru di tempat wisata.
Seperti pajangan museum agar tak monoton, dapat ditambahkan sentuhan teknologi yang dapat membuat orang tertarik ke museum.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata Denpasar I Gusti Agung Komang Widnyana mengatakan pengelola desa wisata perlu diberikan pelatihan manajemen untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
Seperti yang dilakukan puluhan pengelola destinasi wisata dan daya tarik wisata (DTW) di Denpasar pada Selasa. Mereka dari enam desa wisata yang ada di Kota Denpasar pengelola museum, monumen perjuangan rakyat Bali, pengelola pasar Badung, pengelola wisata pura Jagatnatha, dan lainnya.
Ia menyebut, desa wisata dan DTW merupakan penunjang pariwisata yang ada di Denpasar. Sanur sebagai sentral turis asing dapat membuat paket wisata berkolaborasi dengan potensi-potensi wisata yang ada, sehingga saling melengkapi.
Dengan demikian, turis yang menginap di Sanur dapat menikmati potensi wisata di Denpasar yang ada. Selain itu, Denpasar yang merupakan tempat pengembangan Pelabuhan Benoa mendapatkan keuntungan dengan kedatangan turis kapal pesiar.
Turis ini biasanya dipandu agennya untuk menikmati wisata terdekat, sambil menunggu jadwal pelayaran kapal. Turis bergrup ini dapat mengunjungi desa wisata, pasar heritage, museum dan tempat-tempat wisata lainnya. (Citta Maya/balipost)