AMLAPURA, BALIPOST.com – Upacara Tawur Tabuh Gentuh serangkaian Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih, pada Selasa (24/3) sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Upacara yang dilaksanakan di Bencingah Pura Agung Besakih itu, dibatasi jumlah kramanya.

Hal ini terkait himbauan pemerintah untuk tidak melibatkan banyak orang akibat semakin merebaknya kasus COVID-19. Ketua Panitia Karya IBTK, Jro Mangku Widiartha, mengatakan, sejumlah wewalungan digunakan sebagai sarana upakara meliputi seekor kebo suci, kidang, manjangan, banteng, petu, kambing, asu bangbungkem, kucit butuan, angsa, banyak dan lain sebagainya. “Sarana banten dan wewalungan yang dipakai sama seperti tahun sebelumnya. Tidak ada mengurangi sarana upacara,” ucapnya.

Baca juga:  IBTK, Mobil Derek Dishub Denpasar Disiagakan di Pura Besakih

Widiartha menambahkan, dalam Tawur Tabuh Gentuh ini, dilakukan upacara nuur titra ke puncak Gunung Agung. Kata dia, tirta dari Gunung Agung akan dicampur dengan sembilan tirta yang lainnya.

Nantinya, campuran tirta ini ditunas oleh masing-masing perwakilan dari seluruh kabupaten/kota. Selanjutnya, tirta itu dibagikan kepada masing-masing desa adat setempat. “Tirta yang ditunas oleh kabupaten/kota setelah pukul 13.00 Wita. Setelah itu, tirta dibagikan ke masing-masing desa adat mulai pukul 15.00 Wia sampai 18.00 Wita,” katanya.

Baca juga:  Karya IBTK di Pura Agung Besakih Berlangsung 21 Hari

Dia menjelaskan, pelaksanaan Tawur Tabuh Gentuh dan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih, hanya melibatkan unsur-unsur pokok kelembagaan yang ada di Desa Adat Besakih. “Kami mengikuti himbauan pemerintah dalam pembatasan jumlah orang untuk mencegah kasus COVID-19,” tegasnya.

Mengacu pada social distancing, selama berlangsungnya karya, umat diminta mengatur jarak, terutama saat hendak melakukan pemuspan. Sebelum memasuki utama mandala, pemedek diminta untuk melakukan pembersihan tangan dengan cairan hand sanitizer pada tempat yang sudah disediakan.

Baca juga:  Sejumlah Pendaki Tersesat di Lereng Gunung Agung

“Jadi, kita minta krama mengikuti himbauan ini, agar kita tidak salah di dalam melaksanakan upacara ini. Dan upacara bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan bersama,” pinta Mangku Widiartha. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN