Polisi mengecek harga dan ketersediaan masker di apotek. (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Harga masker yang meroket tajam dan menipisnya stok di Karangasem menyebabkan Satreskrim Polres Karangasem turun melakukan pengecekkan. Aparat kepolisian melakukan pengecekan ke sejumlah apotek di wilayah Amlapura untuk memantau harga masker.

Pengecekan ini dilakukan untuk mengantisipasi oknum-oknum yang sengaja melakukan penimbunan masker agar bisa mendapatkan keuntungan sepihak. “Kami lakukan pemantauan di empat apotik. Dari jumlah itu, kami hanya dua apotek saja yang masih memiliki stok masker. Itupun jumlahnya sedikit dan harganya sangat mahal. Dan petugas tak menemukan adanya penimbunan masker,” ucapnya Kasatreskrim Polres Karangasem, AKP Losa Lusiono Araujo.

Baca juga:  Ratusan Personel Polres Dilibatkan Jaga SPBU

Disinggung apakah di wilayah Karangasem ada aksi pemborongan sembako seperti informasi di luar daerah, Araujo menegaskan, hingga saat ini petugas belum menemukan adanya pemborongan sembako tersebut. “Kami telah perintahkan anggota untuk melakukan pengecekan ke sejumlah minimarket untuk memastikan hal itu. Tapi, hasilnya tidak ada aktivitas pemborongan sembako seperti itu,” tegas Araujo.

Sementara itu, salah seorang warga Karangasem, Yunda mengatalan, kalau dirinya memang sulit mendapatkan masker di Karangasem. Bahkan, dirinya sampai keliling ke sejumlah toko untuk mencari masker tersebut.

Baca juga:  Pencurian Kayu Marak di Sanggalangit, Aparat Didesak Tangkap Pelakunya

“Harganya meroket. Biasanya harga satu pak masker Rp 30 ribu. Tapi sekarang naik menjadi Rp 250 ribu. Karena langka terpaksa saya beli untuk menjaga kesehatan keluarga,” ucap ibu dua anak ini.

Salah seorang petugas di apotek mengatakan, kenaikan harga masker ini memang memang dari distributor, bukan keputusan pribadi. “Dari distributor memang segitu harganya. Harga pokoknya Rp 235 ribu per kotak. Di sini menyetok 40 kotak, tapi kini hanya tersisa 15 kotak,” ujar petugas yang enggan menyebutkan nama ini. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Angka Kemiskinan Hanya 3,6 Persen, Bali Hadapi Tantangan Baru Bernama Corona

 

BAGIKAN