Ni Made Dani semasih hidup. (BP/ist)

GIANYAR, BALIPOST.com – Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani Gianyar sudah melakukan audit medis kematian Ni Made Dani yang meninggal usai proses persalinan di rumah sakit itu. Hasil audit itu menyebut penyebab kematian korban karena komplikasi dari pendarahan. Hal ini diungkapkan pihak RSUD Sanjiwani pada Minggu (25/8).

Dirut RS Sanjiwani Gianyar, dr. Ida Komang Upeksa, menyebut penyebab kematian ibu dua anak itu karena kolaps cardio respiratori suspek thrombo embilo dan DIC, atau yang disebut dengan pendarahan pos partum primer. “Secara etiologi itu karena pendarahan pos partum primer,” sebutnya.

Baca juga:  Seminggu Datang dari Italia, Warga Gianyar dalam Pemantauan COVID-19

Selain itu dr. Upeksa menyebut pengaruh dari berat bayi yang dilahirkan juga sebagai pemicu kematian. Dikatakan hal ini mengingat putra kedua yang dilahirkan Ni Made Dani mencapai 4,5 kilogram. “Berat bayi juga salah satu faktor penyebabnya, dan kejadian ini unpredictable,” katanya.

Ia mengakui ada perbedaan signifikan antara hasil USG saat masih kandungan dan setelah bayi lahir. Sebelum lahir melalui USG diperkirakan bobot bayi 3700 gram.

Melihat hasil itu, sebelum proses persalinan pihak rumah sakit menyimpulkan memungkinkan lahir normal tanpa melalui operasi, selain itu juga karena persalinan anak pertama secara normal. “Hasil perkiraan berat badan melalui USG memang terdapat deviasi antara lain karena jumlah air ketuban yang kurang, dan ketebalan dinding perut ibu yang lebih tebal,” imbuh Kabid Humas RSUD Sanjiwani Gianyar A.A. Gde Putra Parwata.

Baca juga:  Hari Ini, Warga Bali Terjangkit COVID-19 Masih Tambah 2 Digit

Lantas apakah boleh bayi dengan berat 4,5 kg lahir secara normal, Agung Parwata mengatakan boleh. Menurutnya hal ini dibolehkan sepanjang tidak ada kontraindikasi. “Kontradiksi itu seperti kesempitan panggul, harus letak kepala, proses persalinan sesuai dengan partograf  WHO, tidak ada penyakit yang tidak memperbolehkan ibu mengedan seperti penyakit jantung, serta penyakit paru fibrotic,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya ibu yang meninggal usai proses persalinan di RSUD Sanjiwani kembali terjadi pada Kamis (22/8). Ni Made Dani harus meregang nyawa akibat pendarahan hebat, usai proses persalinan putra keduanya pada rumah sakit yang beralamat di Jalan Ciung Wanara, Gianyar itu. (Manik Astajaya/balipost)

Baca juga:  Ari Trisna, Camat Perempuan Pertama di Gianyar
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *