Salah satu korban sambar petir di RSU Jembrana. (BP/istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Dua pasien korban sambar petir yang dirawat di RSU Negara, Senin (8/4) akhirnya dipulangkan. Mereka dinyatakan telah pulih dan bisa dirawat jalan setelah dirawat tiga hari di Sal D RSU Negara.

Dewa Kade Wibawa asal Banjar Wali Desa Yehembang, Mendoyo dan Sayu Putu Nami asal Yehembang sebelumnya mengalami luka yang paling parah dibandingkan enam rekannya. Direktur RSU Negara, Gusti Ngurah Bagus Oka Parwata, membenarkan kedua pasien korban petir itu sudah pulang. “Sudah pulang, kondisinya sudah pulih dan dokter sudah membolehkan pulang,” terangnya.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Capai Rekor Baru, Kumulatif Korban Jiwa Lampaui 10 Ribu Orang

Mereka merupakan dua dari delapan korban selamat dari musibah tersambar petir di persawahan Banjar Tembles, Desa Penyaringan, Jumat (5/4). Dua rekan mereka, Ni luh Niarti (50) dan Ni Luh Mi (41) didapati meninggal dunia di lokasi.

Diah Raini Purnami asal Banjar Wali yang berhasil selamat mengungkapkan ia bersama 11 orang rekannya sekitar pukul 12.00 Wita beristirahat setelah memotong padi di sawah milik Dewa Kade Jember di Tembles. Menurut Diah, ia dan sembilan orang temannya beristirahat dalam satu gubuk.

Baca juga:  Setelah 82 Hari Berjuang Melawan Covid-19, Pasien Ini Akhirnya Sembuh

Sedangkan dua orang teman lainnya beristirahat di gubuk satunya. “Jarak gubuk kami dengan gubuk tempat dua orang teman saya istirahat sekitar 300 meter,” ujarnya ditemani suaminya Taman Adi.

Saat mereka asyik makan, tiba-tiba turun hujan deras dan tidak lama kemudian petir mulai menggelegar. Tiba-tiba gubuk yang mereka tempati disambar petir.

Semuanya terlempar, dan gubuknya hancur. “Justru dua orang yang meninggal posisinya berdiri saat kejadian,” tuturnya.

Baca juga:  Bali Masih Tak Berubah, Zona Hijau COVID-19 Nasional Bertambah

Diah mengaku selamat dari maut setelah gubuk tempatnya berteduh bersama 9 orang temannya sesama buruh potong padi tersambar petir lantaran sempat menyelam di air. Saat dirinya dan teman-temannya terlempar, dia merasakan telinganya mendengung keras dan kedua kakinya panas. Tanpa pikir panjang, ia langsung menyelam dalam air yang menggenangi petak sawah di dekat gubuk. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *