Hama tikus merusak bibit padi milik petani. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Sawah subak Ume Desa, Tempek Jungut Satu di Dusun Geriana Kangin belakangan ini di serangan hama tikus. Hama tikus yang menyerang kali ini cukup memprihatinkan. Bahkan tikus menyerang bibit padi milik petani. Kondisi itu membuat petani kelimpungan.

Salah satu petani I Nengah Sudiana Dusun Tukad Sabuh, Duda Utara, Selat, Karangaem, mengaku benih atau bibit yang akan ditanam di sawah di rusak hama tikus. Tidak binih dirinya saja yang di rusak tikus, akan tetapi beberapa benih warga lainya juga mengalami hal yang sama. Akibat kerusakan ini  dirinya terpaksa akan mengulang untuk membibit kembali. Itupun dengan harapan serangan hama tikus tidak lagi terjadi. Mengingat, belakangan ini hama tikus dikeluhkan petani setempat.

Baca juga:  Luas Lahan Terus Berkurang, Tabanan Tetap Surplus Beras

“Berbagai upaya sudah saya lakukan untuk mengusir tikus agar tidak mengganggu benih padi miliknya. Diantaranya dengan memasang racun tikus. Racun tikus yang dipasang dengan pancingan jajan ternyata tidak banyak membantu. Beberapa tikus memang mati namun malah datang lebih banyak lagi dan merusaka benih hingga luluh lantak. Umpan dimakan habis, ada yang mati tapi sedikit, sepertinya tikus-tikus tersebut sudah kebal racun,” ujarnya.

Sudiana menambahkan, benih padi yang di rusak tikus rata-rata baru berusia dua minggu. Sementara untuk siap tenam, benih harus berusia 30 hari. Sementara untuk bibit petani harus membeli. “Kalau saya ada 10 kg bibit yang rusak. Bibit ini bisa untuk ditanam di areal seluas 40 are,”katanya.

Baca juga:  Hama Penggerek Batang Padi Serang Lahan Pertanian di Tiga Kecamatan 

Guna mencegah banyaknya benih padi yang dirusak hama tikus, jelas Sudiana dirinya bersama petani lainnya berinisiatif agar dipasang pewangi atau pender. Namun cara ini juga tidak mempan. Untuk itu dirinya berharap dinas pertanian Karangasem bisa mencarikan solusi membantu petani.  Jelas dia, selain di racun, antisipati petani juga dilakukan dengan memasang pagar dari bamboo yang di anyam kecil kecil atau kerap di sebut sigsig. Selaian itu agar lebih rapat juga dipasang kampil di sigsig tersebut. Pemasangan itu dilakukan engan harapan tikus tidak bisa masuk. Namun tetap saja malah kampil yang dipasang sebagai pelindung dimakan tikus. Sudah juga diaasati dengan di genangi pakai air. namun tetap saja tikus bisa berang dengan merusak bererapa benih lalu di kumpulkan sebagai tempat pijakan buat mereka untuk merusak benih lainya.

Baca juga:  Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung, Kementan Anggarkan Rp 7,74 triliun

Lebih lanjut dikatakannya lokasi kerusakan terjadi di Subak Ume Desa, Tempek Jungut Satu. Sementara musim tanam sendiri sudah dekat yakni usai kuningan. Kendala lainya air juga kecil karena memang sumber akr kecil. Sementara untuk Pupuk tersedia namun belakangan ini agak lambat. “Mungkin juga karena musim tanam lebih awal,” katanya. (eka prananda/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *