Daeng Umar, atlet penyandang disabilitas. (BP/dok)

Persoalan disabilitas boleh dikatakan sebagai hal yang baru di Indonesia. Pada masa lalu, hal ini tidak terlalu dilihat dan diperhatikan. Disabilitas mengacu kepada orang yang memerlukan kebutuhan khusus.

Masyarakat kita sering menyebutnya dengan orang cacat. Pada masa sekarang, konotasi orang cacat tersebut bukanlah terminologi yang pantas. Di tengah kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, semua kekurangan yang dimiliki manusia dapat disiasati dan ada teknologi untuk mengatasinya.

Mereka yang kakinya lumpuh misalnya, sekarang secara mudah dapat mengarungi jalan raya karena telah ada teknologi untuk membuat kendaraan beroda tiga. Di luar negeri, terutama di negara-negara maju, hal ini sudah diperhatikan. Ada kendaraan khusus yang memang dibuat untuk mereka yang mempunyai kelemahan secara fisik.

Dengan teknologi itu, maka kelemahan yang dimiliki oleh orang bersangkutan akan dapat diatasi. Jadi, menyebutkan orang itu cacat nampaknya tidaklah tepat saat ini. Mungkin dari situlah ada sebutan atau terminologi orang yang berkebutuhan khusus.

Baca juga:  Menjadi Generasi Paham Budaya

Dari titik ini, kita dapat memperbaiki cara pandang kita pada masa lalu. Secara jujur harus diakui bahwa mereka yang dipandang cacat itu sering dikait-kaitkan dengan kehidupan mereka pada masa lalu. Mungkin kiranya kita tidak usah lagi mengutarakan alasan kehidupan pada masa lalu.

Ada cara lain yang dapat kita pakai untuk melihat orang yang berkebutuhan khusus itu, yaitu mereka adalah orang yang mempunyai kemampuan berbeda untuk mencapai sesuatu atau mencapai tujuannya. Sekali lagi, kita tidak usah lagi mengait-ngaitkan hal ini dengan konteks yang tradisional.

Apabila kita mampu melihat orang dengan kebutuhan khusus ini sebagai orang yang mempunyai kemampuan berbeda untuk mencapai tujuan, maka hal itu akan memberikan sumbangan pemikiran baru dan inspirasi bagi kita semua. Katakanlah pada orang yang tidak mempunyai tangan secara sempurna.

Baca juga:  Bersabar Menunggu Hasil Resmi

Dengan ketidaksempurnaan itu, ia sangat lihai menggunakan kakinya. Ini akan memberikan inspirasi kepada kita bahwa dengan latihan dan disiplin yang terus-menerus dilakukan, seluruh anggota tubuh kita akan dapat digunakan secara sempurna.

Inspirasi lebih jauh yang kita dapatkan adalah bahwa sikap profesional akan dapat kita dapatkan apabila mampu melatih diri berdisiplin dan terus-menerus. Apa pun itu kegiatan atau keterampilan yang dilakukan.

Pemerintah sudah berupaya bersikap adil terhadap orang orang yang berkebutuhan khusus ini, di antaranya dengan mengeluarkan undang-undang. Pemerintah juga membuat kebijakan dengan membangun fasilitas untuk mereka itu baik di tempat umun maupun di bangunan-bangunan. Setiap bangunan pemerintah diwajibkan untuk melengkapi diri dengan fasilitas orang yang berkebutuhan khusus tersebut. Sepanjang kita lihat, ini sudah berjalan sekarang.

Baca juga:  Jadikan Kebudayaan Fondasi Penataan Kota

Apa yang kita perlukan lagi agar perjuangan ini menjadi lebih maksimal? Barangkali yang diperlukan adalah perjuangan politik. Masyarakat seharusnya berani memilih politisi yang secara fisik mempunyai kebutuhan khusus. Untuk itu, partai politik juga harus berani memilih kandidatnya yang berasal dari kelompok yang berkebutuhan khusus tersebut.

Jika memang mereka mempunyai otak cemerlang, jujur, dan bersih lingkungan, barangkali ini lebih penting dipilih ketimbang mereka yang kaya tetapi suka korupsi. Mudah-mudahan ke depan, perjuangan politik ini berhasil.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *