Pembuatan benih kopi di Pupuan. (BP/san)

TABANAN, BALIPOST.com – Tabanan menjadi salah satu daerah yang dijadikan pilot project oleh pemerintah pusat untuk membentuk Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM). Untuk ini, dipilih enam desa di wilayah Pupuan dan saat ini LEM di masing-masing desa akan didorong menjadi desa mandiri benih sebagai salah satu usahanya.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Tabanan, Dewa Ketut Budidana Susila, Senin (15/10) mengatakan enam desa yang saat ini telah dibentuk LEM adalah Desa Belatungan, Desa Munduktemu, Desa Pajahan, Desa Pujungan, desa Padangan dan Desa Kebon Padangan. Dipilihnya enam desa ini karena solidaritas dan semangat kerja antara petani dan subak abian yang tinggi. “Enam desa ini nanti diharapkan mampu memberikan  kontibusi dan contoh  bagi kelompok tani yang ada di Pupuan,” ujar Dewa Budi.

Baca juga:  Sertifikasi 3 Model Unit Daihatsu akan Dicabut

Karena visi misi LEM mensejahterakan anggotanya secara mandiri maka modal untuk usaha didapatkan dari iuran masing-masing anggota. Besaran iuran tergantung kesepakatan LEM itu sendiri. Tapi rata-rata besarannya Rp 1 juta per anggota. Untuk anggota LEM sendiri dihitung per KK. “Jadi satu anggota itu per KK. Jika ada 1100 KK dalam satu desa maka anggotanya 1100,” jelas Dewa Budi.

Enam desa ini kemudian dilihat potensinya. Karena semuanya merupakan petani kopi dan memiliki keahlian dalam membuat bibit, enam desa yang memiliki LEM ini kemudian didorong menjadi desa mandiri benih. Dana untuk persiapan menjadi desa mandiri benih ini mendapatkan bantuan dari dana TP Kementrian Pertanian.

Baca juga:  Isi Hari Selama PPKM, Ardika 'Sengap' Lakukan Ini

Selain pendanaan, setiap LEM juga mendapatkan pembinaan dari Dinas Pertanian Tabanan dalam membuat benih. “Saat ini masih fokus untuk membuat benih kopi. Ke depan akan disasar juga benih dari komoditas lain yang menjadi unggulan di Pupuan,” ujar Dewa Budi.

Tidak hanya pembinaan, Desa Mandiri Benih ini juga difasilitasi agar bisa mendapatkan sertifikat benih. Sebab, untuk bisa menyalurkan benih, harus memiliki sertifikat untuk menjamin kemurnian dan kualitas benih yang dihasilkan. Saat ini sertifikat benih ini sedang dalam proses dan diharapkan awal tahun 2019 sudah keluar.

Baca juga:  Terancam Punah, Diuji Coba Bibit Mangga Amplem Sari

Proses pembuatan benih sendiri kata Dewa Budi telah dimulai sejak Mei 2018 lalu. Benih siap diluncurkan membutuhkan waktu kurang lebih setahun. Pasarannya nanti tidak hanya menyasar petani yang masuk sebagai anggota LEM itu sendiri tetapi juga di Pupuan secara umum. Tidak menutup kemungkinan bagi petani di daerah luar Pupuan dan Tabanan yang hendak mengembangkan kopi robusta mengambil benih dari Desa Mandiri Benih. (wira sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *