Pasar kopi Jepang tengah memasuki momentum baru dengan dibukanya kesempatan bagi produk bernilai tinggi, konsisten, dan berkelanjutan. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pasar kopi Jepang tengah memasuki momentum baru dengan dibukanya kesempatan bagi produk bernilai tinggi, konsisten, dan berkelanjutan.

Dari sisi diplomatik, Dody S. Sembodo Kusumonegoro, Minister Counsellor KJRI Osaka, menekankan kopi telah menjadi medium penting dalam diplomasi budaya Indonesia. “Hubungan Indonesia-Jepang dalam kopi adalah kisah panjang yang menyatukan budaya, rasa, dan nilai. Lewat forum ini, kita membuka kembali dialog strategis yang akan menguatkan posisi kopi Indonesia di hati masyarakat Jepang,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.

Kondisi ini menurut Judith Ganes, konsultan kopi terkemuka dari J. Ganes Consulting, bisa dimanfaatkan Indonesia untuk menjadi pemain kunci karena merupakan produsen kopi terbesar dunia.

“Kunjungan kami ke perkebunan kopi di Indonesia, seperti di Sekincau, Lampung, dan Warnasari, Jawa Barat menunjukkan potensi luar biasa kopi dataran tinggi dengan karakteristik unik, eksperimen varietas Robusta dan Arabika yang menjanjikan, serta keterlibatan komunitas yang kuat dalam pengolahan. Yang paling menggembirakan adalah adanya generasi muda petani kopi yang sangat prospektif,” sebut Ganes.

Baca juga:  4 Coffee Shop Super Kalcer di Bali, Wajib Masuk Daftar Kunjungan Tahun Ini

Ia memaparkan saat ini kondisi pasar kopi sedang bergejolak sehingga diperlukan inovasi dalam mempertahankan daya saing di pasar internasional.

Sementara itu, Roby Wibisono, perwakilan Yayasan Pendidikan Pengembangan Perkopian Indonesia (KAPPI) menambahkan masa depan kopi Indonesia bergantung pada generasi baru petani dan profesional kopi yang tumbuh bersama—dari kebun hingga kafe, dari produsen hingga konsumen.

“Dengan riset, pelatihan, dan penguatan standar mutu, kita tidak hanya membentuk masa depan kopi Indonesia, tapi mendefinisikannya untuk dunia,” ujarnya.

Baca juga:  Harga Kopi Kintamani di Musim Panen Tak Sebagus Tahun Lalu

Sebagai bagian dari inisiatif strategisnya, lanjutnya, KAPPI secara aktif menggagas dialog lintas negara untuk membangun kembali kekuatan kopi Indonesia di pasar ekspor. Salah satu langkah konkret diwujudkan dalam penyelenggaraan forum internasional bertajuk “Global Coffee Market Insight 2025: From Indonesia to Japan, for the World” di Paviliun Indonesia, World Expo Osaka.

Forum berfokus pada pemulihan hubungan dagang dengan Jepang pasca pengetatan regulasi Maximum Residue Limit (MRL) yang sempat menghambat ekspor kopi Indonesia. Dalam forum tersebut, para eksportir dan pemangku kepentingan dari Jepang dan Indonesia membahas solusi nyata, mulai dari edukasi petani hingga sistem ketelusuran yang lebih transparan.

Baca juga:  Harga Kopi di Kintamani Melambung

Sementara itu, Masataka Nakano dari Key Coffee Inc., menyampaikan bahwa konsumen Jepang sangat sensitif terhadap stabilitas rasa dan mutu. Menurutnya, kopi Indonesia yang mampu menjaga konsistensi kualitas akan mendapat tempat khusus di pasar Jepang.

Pernyataan ini juga mencerminkan komitmen Key Coffee yang telah menjalin hubungan jangka panjang dengan Indonesia melalui PT. Toarco Jaya sejak 1976 di Toraja.

Ketua Kompartemen Kopi Spesialti AEKI, Moelyono Soesilo, menjelaskan tantangan seperti MRL telah menjadi pemicu perbaikan sistemik. Langkah-langkah nyata yang telah dijalankan mencakup pelatihan petani tentang penggunaan pestisida yang aman, penguatan uji laboratorium, serta penerapan sistem tumpang sari. Semua ini diarahkan untuk memastikan kopi Indonesia memenuhi persyaratan negara-negara tujuan ekspor. (kmb/balipost)

BAGIKAN