Permukiman di Nusa Penida wilayah atas yang tercakup layanan PDAM. Namun musim kemarau yang terjadi belakangan ini, menyebabkan kontinuitas pelayanan terganggu lantaran debit air pada sumber menurun. (BP/sos)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kontinuitas suplai air untuk warga Nusa Penida yang masuk sebagai pelanggan PDAM Klungkung belakangan ini terganggu. Menyusul debit air pada sumber Guyangan dan Penida turun sebagai imbas musim kemarau yang semakin menyengat.

Direktur PDAM Klungkung, I Nyoman Renin Suyasa mengungkapkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang tersebar di sejumlah desa, hanya bertumpu pada dua sumber air tersebut. Namun sesuai pantauannya, untuk di Penida mengalami penurunan debit dari 27 liter per detik menjadi 23 liter per detik. “Sumber ini untuk pelayanan Nusa Penida bawah. Seperti daerah di pusat kecamatan dan sekitarnya,” jelasnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Sebut Mendaratnya Airbus A380 Tanda Bali Masih Favorit Wisman

Menyikapi hal tersebut, pihaknya berencana menambah daya listrik untuk memaksimalkan pendisitriibusian air yang belum termanfaatkan. “Kami sudah rencanakan untuk penambahan daya. Jadinya pelayanan ke masyarakat bisa berjalan normal. Camat juga menghubungi saya menyampaikan soal ini. Sudah disampaikan apa penyebabnya,” kata pejabat asal Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida ini.

Sementara itu, untuk air dari sumber Guyangan yang melayani pelanggan sejumlah desa di Nusa Penida Bagian atas, seperti Klumpu, Batu Kandik, Batu Madeg dan Bunga  Mekar, debitnya menurun dari 25 menjadi 20 liter per detik. Hal tersebut tak hanya disebabkan musim kemarau, namun juga diduga ada persoalan pada jaringan. Pihaknya pun membahas ini bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida dan pihak dari provinsi. “Besok kami mengundang untuk membahas ini. Karena yang tahu teknis BWS dan UPT dari provinsi Bali,” terangnya.

Baca juga:  Sedang Liburan di Bali, Pelatih Timnas Jerman Dijadwalkan Bagi Ilmu Karate

Penurunan debit itu, sambung Renin Suyasa menyebabkan kontinuitas layanan turun. Tidak lagi bisa 8 jam seperti sebelumnya. “Yang jelas ada dampaknya ke pelayanan,” katanya. Mengantisiasi keluhan, pihaknya siap membantu mendroping air menggunakan mobil tangki. Demikian pula dengan warga yang belum terlayani PDAM, seperti di Desa Tanglad, Sekartaji dan Pejukutan. “Kami tetap mengupayakan pelayanan berjalan maksimal. Apalagi dengan perkembangan pariwisata, tentu berupaya bisa lebih banyak memanfaatkan air pada sumber yang ada,” pungkasnya.(sosiawan/balipost)

Baca juga:  Kapasitas Bandara Ngurah Rai segera Ditingkatkan

 

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *