Ketua Tim Pansel I Wayan Sudamia. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Jumlah kasus penderita HIV/AIDS di Kabupaten Gianyar terus mengalami peningkatan, bahkan tahun ini tercatat ada temuan 1429 kasus. Pemkab Gianyar pun kini berupaya melakukan penngulangan dengan menyasar kalangan rawan prilaku tertular. Salah satunya menyasar ke sekolah sekolah melalui jalur Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN).

Berdasarkan data perkembangan kasus HIV/AIDS yang terjadi di Kabupaten Gianyar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kaluar pada periode 1987- Juni 2017 di Kabupaten Gianyar secara komulatif tercatat sebanyak 1244 kasus menjadi 1429 kasus pada bulan Juni 2018, ini berati ada peningkaatan 185 kasus. Kasus berasal dari berbagai kelompok umur dan sekitar 37,9 % diantaranya terjadi pada umur 20-39 tahun. Penyebabknya hamper 76,5% karena heteroseksual (berganti-ganti pasangan).

Baca juga:  Ditemukan Empat Orang Positif HIV dalam Sepekan

Melihat data itu Assisten Administrasi Umum dan Pemerintahan Setda kab. Gianyar I Wayan Sudamia mengatakan penyebaran HIV/AIDS saat ini bukan hanya pada populasi yang beresiko yaitu kalangan pekerja dan pelanggan seks hingga pengguna narkoba. Namun sudah menyasar pada ibu rumah tangga dan bayi tertular. “ Kasus HIV/AIDS ibaratkan fenomena gunung es, kasus yang tidak nampak jauh lebih besar dari yang tersirat dipermukaan, “ katanya.

Baca juga:  Diterjang Ombak, Wisata Kuliner Lebih Tergenang Air Laut

Ia menekan laju angka kasus HIV/AIDS melalui penanggulangan, tidak bisa hanya mengandalkan peran pemerintah. Dikatakan perlu peran aktif semua pihak termasuk siswa di sekolah baik itu mulai dari tingkat SD,SMP dan SMA. “ Terbentuknya KSPAN di sekolah-sekolah merupakan hal yang sangat penting dan stargis dalam pencegahan penularan HIV/AIDS maupun narkoba, “ katanya.

Dikatakan melalui KSPAN pelajar akan lebih memahami tentang bahaya, cara penularan maupun bagaimana pencehahan HIV maupun narkoba, sehingga mereka mampu melindungi diri, keluarga maupun orang-orang disekkitar lingkungan mereka. “ Tentu perlu startegi khusus memberikan pemahaman pada para siswa tentang bahaya narkoba, “ katanya.

Baca juga:  Di Badung, 90,5 Persen Pengidap HIV/AIDS di Usia Produktif

Dikatakan strategi itu juga harus disesuaikan dengan tingkat usia dan sekolah. “ Hal ini penting agar mereka benar-benar memahami apa itu AIDS maupun narkoba dan yang terpenting lagi bagaimana mereka bisa menularkan pengetahuan itu pada teman sebaya mereka,” tegas I wayan Sudamia. (manik astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *