Suasana pementasan teatrikal "Antara Tugas dan Cinta" serangkaian Bali Mandara Mahalango. (BP/rin)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejumlah Kepala Dinas atau OPD (Organisasi Perangkat Daerah) beserta staf di lingkungan Pemprov Bali dan TP PKK Provinsi Bali turut ambil bagian dalam drama teatrikal “Antara Tugas dan Cinta”. Sebut saja, Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, I Nyoman Wenten yang kebagian peran utama sebagai Prabu Bagaspati dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali yang sudah pensiun, Gede Suarjana sebagai Raden Windusara.

Para Kadis juga berkolaborasi dengan seniman dari Sanggar Cahya Art Denpasar dalam pementasan di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Sabtu (4/8) malam. Drama teatrikal “Antara Tugas dan Cinta” digagas oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha dan istri Gubernur Bali, Ny. Ayu Pastika untuk memeriahkan Bali Mandara Mahalango Ke-5. Sementara naskah cerita digarap Dewa Putu Beratha bersama I Ketut Arsana.

Drama teatrikal ini bercerita tentang keresahan Prabu Bagaspati dari Kerajaan Mandara Giri, lantaran putri satu-satunya yakni Diah Cantikawati tak kunjung menikah. Sementara sang raja telah berada di ujung usia.

Baca juga:  Berharap Kepedulian Pusat

Pada akhirnya, Diah Cantikawati meminta agar dicarikan jodoh yang dilihatnya dalam mimpi setiap bulan purnama bernama Raden Windusara. Prabu Bagaspati mengabulkan keinginan putrinya dan mencari Raden Windusara ke pelosok negeri.

Setelah melalui perjalanan panjang, Raden Windusara berhasil ditemukan dan dinikahkan dengan Diah Cantikawati.

Selama sekitar dua jam, drama teatrikal ini sukses menghibur dan mengocok perut para penonton. Gelak tawa dan riuh tepukan tangan penonton terdengar ramai setiap kali ada Kadis yang muncul.

Di deretan penonton juga tampak Gubernur Bali Made Mangku Pastika beserta istri, Sekda Dewa Made Indra, dan sejumlah Kadis lain yang tidak ikut pentas. Selain menjadi pemeran utama, ada pula Kadis yang kebagian memerankan tokoh pendukung. Seperti, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, I Putu Sumantra. “Saya sudah sering ikut pementasan seperti ini. Sekarang kebagian peran sebagai rakyat yang melakukan vaksinasi rabies,” katanya di belakang panggung.

Baca juga:  Wabup Mahayastra Pimpin Apel Hari Jadi Provinsi dan HUT Pramuka

Sumantra mengaku tidak sempat berlatih secara intensif lantaran kesibukan sebagai Kadis. Namun demikian, peran tersebut tetap dilakoninya dengan sepenuh hati. “Tadi itu spontanitas saja karena saat latihan sering terlambat habis rapat. Saya tanya apa peran saya, o…jadi rakyat. Lalu saya bikin cerita dan dialog sendiri,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman Provinsi Bali, Ketut Artika yang mengaku hanya latihan sekali saja sebelum pentas. Dalam drama teatrikal ini, Artika mendapat peran sebagai orang Tionghoa yang juga berkeinginan mempersunting Diah Cantikawati.

Kendati sudah sering terlibat dalam garapan seperti ini setiap kali Mahalango, namun sekarang terasa lebih berbeda. “Ini kan atas inisiatif Ibu Gubernur dan Kepala Dinas Kebudayaan biar ada kenang-kenangan jelang akhir masa jabatan bapak Mangku Pastika,” tandasnya.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyampaikan apresiasinya atas penampilan yang luar biasa dari jajarannya tersebut. Pagelaran drama teatrikal yang rutin digelar setiap tahunnya ini diharapkan dapat menjadi hiburan tersendiri, khususnya bagi para Kepala Dinas yang sehari-hari sibuk di kantor. “Semua bisa tertawa dan terhibur malam ini, tidak ada jarak juga antara atasan dan bawahan, semua menyatu bagus dan menghibur ,” ujarnya.

Baca juga:  Lala Studio Bagikan Sertifikat ke Instruktur

Drama teatrikal juga diisi dengan peragaan busana yang diiringi permainan keyboard dan lagu dari Ny. Ayu Pastika dan iringan gitar listrik oleh Ida Ayu Asiawati Oka (Istri  Mantan Gubernur Bali almarhum Ida Bagus Oka). Pada kesempatan itu juga diserahkan lukisan dan buku dari Himpunan Pelukis Batur Ulangun Batuan Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali kepada Gubernur Bali sebagai ucapan terimakasih atas peresmian perkumpulan tersebut pada tahun 2012 di Jayasabha. Saat ini Lukisan Batuan juga telah dinyatakan sebagai warisan tak benda nasional oleh Kemendikbud RI. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *