Normalisasi
BWS Bali Penida memastikan menunda normalsiasi danau buyan dalam waktu dekat ini. Hal ini karena kebijakan pemerintah pusat untuk sekarang masih memprioritaskan penanganan kerusakan Danau Batur di Kabupaten Bangli. (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Pendangkalan kawasan Danau Buyan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada nampaknya sulit ditangani dengan tuntas dan dalam waktu singkat. Sebab, pemerintah pusat terganjal anggaran untuk menata kembali kawasan dana tersebut.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali – Penida Ketut Jayada mengatakan, selain anggaran, normalisasi juga terganjal karena sulitnya membangun tanggul untuk memisahkan antara lahan pertanian dan kawasan danau. Bahkan, dari tanggul yang ada sekarang ini justru di dalam tanggul itu justru ada tanah milik warga.

Baca juga:  Nihil Penanganan, Pendangkalan di Tukad Unda Terus Terjadi

Lebih jauh Jayada menjelaskan, sebenarnya normalsiasi Danau Buyan sudah menjadi program pemerintah pusat. Hanya saja, program normalisasi dengan pengerukan sedimentasi itu tidak bisa diwujudkan dalam waktu dekat ini. Pasalnya, anggaran untuk penanganan kerusakan danau sekarang ini diprioritaskan di Danau Batur di Kabupaten Bangli.

“Seperti kita ketahui pemerintah pusat sudah menetapkan penanganan dana berdasarkan skala prioritas dan untuk sekarang danau Buyan tidak masuk dalam sakala prioritas itu. Apalagi sekarang air danau naik, jadi pengerukan sedimentasi itu tidak bisa kita lakukan,” katanya.

Baca juga:  Karena Air Danau Buyan Meluap, Panggung Utama TLF Dipindah

Sementara untuk program rutin pembersihan eceng gondok, gulma dan rumput liar, BWS sejauh ini tetap mengoperasikan alat berat di Danau Buyan. Alat berat ini beroperasi dengan menyesuaikan kondisi air danau itu sendiri.

Untuk menambah masif pembersihan eceng gondok, gulma dan rumut liar, BWS menunggu rencana pemerintah pusat untuk menambah alat berat khusus, sehingga tidak saja membersihkan gulma liar saja, tetapi kedepan sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan itu bisa dilakukan sekaligus. (mudiarta/balipost)

Baca juga:  Bertambah 5, Zona Merah Ini Terbanyak Sumbang Korban Jiwa COVID-19
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *