SINGARAJA, BALIPOST.com – Perbaikan dan evakuasi material longsor dinding luar di hilir Waduk Titab-Ularan mulai dilakukan Rabu (7/2). Diduga dinding luar yang longsor itu karena naiknya permukaan air pada drainase di bawah dinding tanggul.

Menurut Kepala BWS Bali – Penida Ketut Jayada, kerusakan itu tidak berdampak pada bangunan inti waduk terbesar di Pulau Bali tersebut. BWS memastikan kondisi ini tidak mengancam keselamatan warga yang tinggal di hilir waduk.

Baca juga:  Longsor Bukit Abang, Akses Jalan Menuju Tiga Desa Sudah Bisa Dilalui

Di sekitar waduk, diakuinya, banyak terdapat sumber mata air. Sumber mata air itu debit airnya mencapai sekitar 30 liter per detik.

Sebelum dinding longsor, intensitas hujan tinggi yang diikuti peningkatan volume air di areal genangan. Buangan air kemudian memicu tekanan hingga pondasi tanggul tersebut tak kuat menyangga dan akhirnya ambruk.

Menurut Jayada, walaupun tanggul penahan tanah itu jebol, dipastikan tidak ada kerusakan pada bangunan inti waduk. Ini karena tanggul tersebut di luar bangunan inti.

Baca juga:  Potensi Bencana Masih Ada, Warga Bantas Disarankan Mengungsi Saat Hujan Deras

Sejumlah alat di bahu waduk juga tidak ada menunjukkan tanda-tanda terjadi kerusakan pada inti bangunan waduk. Instrumen tersebut merupakan alat pendeteksi canggih yang dapat membaca jika ada pergerakan tekanan air, kebocoran, hingga tanda-tanda membahayakan lain. “Kami jamin waduk masih aman dan tidak ada dampak kerusakan akibat jebolnya tanggul penahan tanah ini. Ini wajib kami sampaikan agar masyarakat tidak termakan isu yang tidak benar seperti yang banyak beredar di media sosial (medsos),” katanya. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  Hampir Seluruh Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan, Cuma Dua Kota Ini Berawan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *