Keributan Pecalang
Kapolresta Denpasar bersama Putu Abdullah memberi keterangan pers usai pertemuan kesepakatan damai dan pernyataan sikap MUI Bali. (BP/rah)
DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus keributan pecalang dengan Putu Abdullah di Jalan Gunung Kalimutu, Denpasar Barat, saat perayaan Nyepi, Selasa (28/3) masih berbuntut panjang. Meski sudah damai, kasus ini masih ramai di media sosial (medsos).

Untuk mencegah kasus ini makin berkepanjangan, digelar pertemuan dengan kedua belah pihak di Jalan Mahendradatta, Denpasar, Kamis (30/3) pukul 20.00 Wita. Pertemuan tersebut disaksikan Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Hadi Purnomo, Direktur Krimum Polda Bali Kombes Pol. Sang Made Mahendra Jaya, Direktur Intelkamm Kombes Pol. Wayan Sukawinaya, Dandim 1611/Badung Letkol CZI. M. Leo Pola Ardiansa, Kapolsek Denpasar Barat (Denbar) Kompol Wisnu Wardana, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali dan tokoh Hindu di Bali.

Kapolresta Kombes Hadi Purnomo menegaskan, ia telah memerintahkan jajarannya, termasuk Polsek Denbar supaya cepat menangani kasus itu agar tidak viral di Medsos. Apalagi kasus pemukulan antara pecalang dan Putu Abdullah sudah diselesaikan secara kekeluargaan. “Kasus ini damai dan selesai sehingga kami berharap tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari,” ujarnya.

Baca juga:  Diduga Salah Paham, Pecalang Ditusuk Saat Nyepi
Untuk penyebaran berita kejadian di medsos, pihaknya akan melakukan penyelidian apakah ada unsur penghasutan atau tidak. Kalau ada ada unsur penghasutannya akan diproses sesuai UU ITE. “Penyidik sedang menyelidikinya. Kami mengimbau kepada masyarakat jangan sampai terhasut oleh berita hoax di medsos. Saat Nyepi banyak berita intoleransi umat beragama. Jangan sampai toleransi antarumat di Bali sudah bagus terusik oleh hal-hal dari luar Bali dan harus diantisipasi,” tegas mantan Kapolres Gianyar ini.

Kerukunan Beragama

Sedangkan Putu Abdullah menyampaikan ke depan kerukunan antarumat beragama dipererat lagi. Ia juga menyinggung pemberitaan di medsos yang belum jelas dan belum ada konfirmasi atau wawancara dengannya. “Saya sangat menerima kesepakatan damai ini, apalagi saya asli Bali. Saya serahkan semua kepada kepolisian dan MUI,” tegasnya.

Sedangkan perwakilan Dewan Pimpinan MUI Bali menyampaikan pernyataan sikap terkait kasus saling pukul antara Putu Abdullah dan pecalang yaitu poin pertama, secara umum pelaksanaan hari suci Nyepi berjalan tertib, damai dan aman. Semua komponen umat bisa saling menjaga dan memelihara kehidupan beragama yang harmonis dan rukun. Insiden saling pukul yang terjadi di Jalan Kalimutu, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, seharusnya tidak perlu terjadi jika semua umat bisa mengendalikan diri dan saling menghormati sesuai dengan koridor hukum dan etika berlaku.

Poin kedua, MUI Bali berterima kasih kepada aparat Polsek Denbar, Babinsa, Kepala Desa Pemecutan Kelod dan para tokoh umat yang telah merespons dengan cepat persoalan ini. Sehingga bisa segera diselesaikan dengan perdamaian antara kedua belah pihak.

Baca juga:  Pelaku Penusuk Pecalang Ditangkap
Poin ketiga, Bali dikenal sebagai pulau toleransi dalam kehidupan beragama harus tetap dijaga, dengan menghindarkan perbuatan dan sikap yang bisa merusak keharmonisan. Juga dengan membangun prinsip saling memahami bersama antar umat beragama dan komunikasi yang intensif antar pemuka agama.

Poin keempat, terkait dengan tulisan yang beredar di media sosial atau media chatting yang mencantumkan nama MUI Bali, disampaikan MUI Bali sebagai lembaga menyatakan tidak pernah membuat statement tersebut.

Poin kelima, menghimbau kepada seluruh media untuk tidak memberitakan dan menuliskan berita yang menjadikan kondisi semakin keruh. Diharapkan prinsip jurnalistik yang jujur, adil dan objektif tetap dikedepankan demi menjaga kerukunan umat beragama di Bali. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *