BANYUWANGI, BALIPOST.com – Diduga gabung ISIS, seorang oknum tenaga kerja wanita (TKW), LP (31) asal Dusun/Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi dideportasi dari Turki.

Oknum TKW ini dipulangkan ke Banyuwangi menggunakan kereta api kelas ekonomi Probowangi, Kamis (23/3) siang. Tiba di stasiun Karangasem, Banyuwangi, sekitar pukul 11.30 WIB, LP terlihat dikawal dua wanita berhijab.

LP tampak menggunakan burka, pakaian khas wanita Timur Tengah. Dia menggendong ransel hitam dan sebuah tas laptop. Sayangnya, dia menghindari wartawan.

Wanita ini buru-buru masuk ke ruangan stasiun agar tak diburu para pewarta. Wajahnya ditutupi map kertas. Tak berselang lama, polisi berpakaian preman membawanya masuk ke mobil melalui pintu utama stasiun. Lalu, melaju ke Polres.

Baca juga:  Banyuwangi Miliki Pantai Khusus Wanita
Menjelang sore, jajaran Muspika Bangorejo tiba di Mapolres Banyuwangi. Kades Temurejo, Fuad Musadad mengakui LP adalah warganya.

Namun, pihaknya tak tahu menahu terkait kepergian warganya ke Turki. “Memang warga saya. Sebelumnya sempat ke Taiwan tiga kali,” kata Fuad di Mapolres Banyuwangi.

Yang bersangkutan, kata Fuad, belum berkeluarga. Terkait kejadian ini, pihaknya bersama warga siap menampung kembali di desa.

Pamit ke Jakarta

Sementara itu, Mujimin, paman LP mengaku terakhir keponakannya pamit ke Jakarta tahun 2015. Sebelumnya, sempat cukup lama bekerja ke Taiwan. “Pamitnya ke rumah temannya di Jakarta,” kata Mujimin di Mapolres.

Baca juga:  Kerajinan Napi LP Banyuwangi Diekspor ke Korea
Setelah itu, kata dia, tiga bulan kemudian, keponakannya berangkat ke Turki. Informasi yang berkembang, TKW ini akan menyeberang ke Suriah dari Turki. Karena tak memiliki dokumen resmi, yang bersangkutan dideportasi ke Indonesia, lalu dikembalikan ke Banyuwangi.

Ayah korban, Kateno ternyata sudah lama mencurigai kegiatan anaknya. Sebab, ketika masih di Turki, anaknya menggunakan pakaian burka. Sebelum ke Turki, anaknya sempat pulang mengajak calon suami asal Lamongan, Jawa Timur, sekitar setahun lalu.

Namun, keluarga tak menyetujui keinginan LP untuk menikah. Lalu, LP kembali pamit pergi ke Sulawesi. Belakangan, keluarga mengetahui LP berada di Turki. Ini diketahui saat LP sering video jarak jauh dengan keluarga di Bangorejo.

Polres Banyuwangi enggan membeberkan persoalan oknum TKW yang dipulangkan dari Turki ini. Polres juga membantah LP terlibat jaringan ISIS.

Kasubag Humas Polres Banyuwangi AKP Bakin menegaskan LP tak ada masalah dengan organisasi terlarang apapun. Namun, Polres hanya mendampingi untuk pelayanan ke warga.

Kenapa harus dikawal sejak dari stasiun kereta api? Menurut AKP Bakin polres tak berlebihan dalam kejadian ini. Namun, hanya bersifat mendampingi dan fasilitasi. “Intinya, tak ada yang istimewa dari kepulangan TKW ini. Polres hanya mendampingi. Yang bersangkutan tak ada masalah,” pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Banyuwangi Muhammad Nora membenarkan ada TKW yang dipulangkan dari Turki. Penyebabnya, kata dia, karena ada kekurangan dokumen administrasi. Sehingga, harus dipulangkan ke Indonesia. “Soal kerja apa di Turki, kami tidak tahu. Kami hanya mendapat limpahan dari Kementerian Sosial,” kata Nora.

Pihaknya juga tak mendapat kabar yang bersangkutan akan menyeberang ke Suriah. Kini, pihaknya akan mendampingi TKW ini pulang ke kampung halaman.

Usai dibawa ke Polres, LP dipulangkan ke rumahnya dengan pengawalan petugas, sekitar pukul 15.00 WIB. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *