Program Cek Kesehatan Gratis (CKG), secara serentak resmi dimulai pada Senin (10/2/2025) di seluruh daerah. (BP/HO - Kantor Komunikasi Kepresidenan)

JAKARTA, BALIPOST.com – Masalah kesehatan gigi dan mulut termasuk dalam lima besar penyakit yang ditemukan pada pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis (CKG). Hal ini disampaikan Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Elvieda Sariwati, M.Epid, Rabu (17/12).

Ia mengatakan CKG dilakukan pada 63,5 juta jiwa dari berbagai kelompok usia.

“Jadi, kalau bisa kita katakan itu satu dari dua orang peserta cek kesehatan gratis itu mengalami masalah gigi. Mulai dari ada yang gigi berlubang, gigi hilang, kemudian gigi goyang, dan juga ada yang gigi melorot. Dan proporsinya ternyata semakin meningkat, usianya itu semakin tinggi,” kata Elvieda dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Vaksin AstraZeneca Kembali Tiba, Masyarakat Diminta Sukseskan Ikhtiar Vaksinasi

Elvieda mengatakan data dari BPJS Kesehatan memperkirakan di tahun 2030 akan ada sekitar Rp1,2 triliun yang dikeluarkan untuk penyakit gigi.

Sementara data yang disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) drg. Usman Sumantri, M.Sc menyebutkan sebanyak 82 persen orang Indonesia mengalami karies gigi, dan 74,1 kasus periodontitis yang mencakup gingivitis dan periodontitis di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018.

Baca juga:  Larangan Terbang Dicabut, Ini Harapan Menhub

Dikatakannya, dengan kondisi ini pemerintah terus melakukan upaya untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi masyarakat Indonesia dengan menyusun empat pilar rencana aksi nasional yaitu Tata Kelola Kesehatan Gigi dan Mulut, Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit, Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, serta Sistem Informasi dan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut.

Untuk di sekolah, Kemenkes telah membuat bahan ajar yang diintegrasikan ke dalam kurikulum, termasuk dengan yang disabilitas. Kemudian untuk di masyarakat, Kemenkes menggerakkan Posyandu bidang kesehatan melalui 300 lebih Posyandu yang ada dengan 1,5 juta kader.

Baca juga:  Tutup 2 Bulan, Pantai Kuta Mulai Buka

“Tentunya kami tidak mungkin berjalan sendirian, diperlukan kolaborasi lintas pihak dalam mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan gigi dan mulut melalui edukasi berkelanjutan,” kata Elvieda. (kmb/balipost)

BAGIKAN