JAKARTA, BALIPOST.com – Laga uji coba di Stadion Pakansari, Sabtu (15/11) malam menjadi pelajaran pahit bagi Garuda Muda. Timnas U-23 Indonesia itu ditumbangkan Mali dengan skor 0-3.
Skor akhir yang telak ini menjadi alarm keras bagi pelatih Indra Sjafri. Pertahanan Indonesia menjadi sorotan karena terkesan belum siap.
Buktinya, hanya butuh lima menit bagi Mali untuk merobek gawang Cahya Supriadi. Berawal dari skema sepak pojok, Selou Doucoure menyundul bola dengan bebas, membuat skor langsung berubah 0-1.
Tekanan belum berakhir. Di tengah upaya Garuda Muda mencari celah, Mali kembali menghukum pada menit ke-35. Momen magis Wilson Samake yang melewati beberapa bek Indonesia sebelum menuntaskannya dengan tendangan dingin, membuat tim tamu unggul 2-0—sebuah keunggulan yang terasa mematikan sebelum jeda.
Dilansir dari Kantor Berita Antara, Indonesia bukannya tanpa perlawanan. Dony Tri, Mauro Zijlstra, Rahmat Arjuna, Ivar Jenner, dan Rafael Struick berkali-kali menusuk dan menciptakan peluang emas. Sayangnya, inilah drama yang paling menyakitkan, setiap penetrasi yang menjanjikan selalu terhenti karena penyelesaian akhir yang tumpul.
Di babak kedua, perubahan strategi dilakukan pelatih Indra Sjafri dengan masuknya Wigi Pratama sempat membuat Indonesia lebih agresif. Bahkan, Ivar Jenner sempat dilanggar untuk menghasilkan tendangan bebas yang bisa menjadi gol penghibur.
Namun, sepakan Dony Tri justru melambung jauh di atas mistar.
Mali, yang bermain lebih efisien, sesekali mengancam lewat serangan balik kilat. Penyelamatan gemilang Cahya Supriadi pada menit ke-73 dari Sekou Kone sempat menjaga asa Indonesia.
Namun, petaka tak terhindarkan datang di masa injury time. Ketika semua pemain Indonesia memaksakan serangan, kesalahan fatal di lini belakang membuka jalan bagi Moulaye Haidara untuk mencetak gol ketiga.
Gol penutup ini memastikan skor telak 3-0, sekaligus mengakhiri malam uji coba yang mengecewakan bagi Indonesia U-23. (Suka Adnyana/balipost)
