Kegiatan pengangkutan sampah oleh armada milik DLH menuju TPA Mandung. (BP/Bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Di tengah upaya mengatasi persoalan sampah yang kian kompleks, kondisi armada pengangkut milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan masih menjadi pekerjaan rumah. Dari total 25 unit truk pengangkut sampah yang dioperasikan, delapan armada dalam kondisi rusak sedang hingga berat, dan membutuhkan perhatian agar pelayanan pengelolaan sampah bisa berjalan optimal.

Kepala DLH Tabanan, I Gusti Putu Ekayana, mengatakan, sejumlah kerusakan armada yang ada saat ini meliputi bagian bodi hingga bak pengangkut. Ia menegaskan, kerusakan paling dominan terjadi pada bagian bak truk akibat terpapar cairan sampah dalam jangka waktu lama. “Yang rusak itu banyak di bagian bak. Baknya keropos karena terkontaminasi sampah, efeknya hampir sama seperti terkena air laut,” ujarnya, Minggu (14/12).

Bahkan sebelumnya, salah satu armada pengangkut sampah sempat menjadi sorotan warga karena kondisi pintu kabin depan yang rusak. Menurut Ekayana, untuk armada tersebut sudah ditangani sehingga proses pengangkutan sampah tidak terganggu.

Baca juga:  Pesisir Tabanan Diterjang Gelombang Pasang, Perahu Nelayan Rusak

“Kami sudah perbaiki secepatnya agar bisa beroperasi lagi, karena ada satu truk saja bermasalah sistem pengangkutan sampah yang sudah terjadwal bisa terganggu,”tegasnya.

Meski demikian, Ekayana menambahkan untuk perawatan armada sejatinya telah dilakukan secara rutin. Namun, faktor usia armada yang sudah tua membuat perbaikan kerap tidak bertahan lama.

“Sebagian armada sudah berumur, seberapa kali pun diperbaiki, tetap akan muncul kerusakan lagi,” katanya.

Untuk menunjang layanan lebih optimal, DLH Tabanan memprediksi idealnya membutuhkan sedikitnya 35 unit armada dalam kondisi prima. Kebutuhan tersebut seiring dengan tingginya volume sampah yang diangkut setiap hari. “Setiap hari ada sekitar 300 ton sampah yang kami angkut dan dibuang ke TPA Mandung,”ujar Ekayana.

Baca juga:  Rusak Parah, PU Anggarkan Perbaikan Jalan Apuan Kaja di Tahun 2018

Terkait perbaikan armada, tentunya ada alur penanganan yang jelas. Jika ada kerusakan harus dilaporkan terlebih dahulu ke bagian pengawasan armada sebelum dikoordinasikan ke bengkel. “Kordinasi dengan bengkel ini agar penanganannya cepat. Tidak bisa main bawa saja, karena kami harus memastikan armada tidak terlalu lama menginap di bengkel,” katanya.

Di sisi lain, Ekayana juga menyinggung perubahan pola pengelolaan sampah di wilayah perkotaan Tabanan. Sistem pengumpulan sampah yang sebelumnya mengandalkan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di pinggir jalan utama kini dialihkan ke titik kumpul terkoordinasi.

“Seluruh TPS di jalan utama sudah dibongkar bertahap sejak 2022 sampai 2024 karena dinilai kumuh dan rawan menjadi tempat sampah kiriman dari luar daerah,” ujarnya.

Menurutnya, perubahan tersebut mulai berdampak pada wajah kota. Jalan-jalan utama kini terlihat lebih bersih, taman kota dan ruang publik mulai tertata, termasuk sistem penerangan. Untuk mendukung kondisi itu, DLH terus meningkatkan kualitas pelayanan, terutama ketepatan waktu pengangkutan sampah di titik-titik kumpul.

Baca juga:  Momen Imlek, DTW Diminta Optimalkan Pasar Domestik

“Pengangkutan kami lakukan setiap hari, bahkan saat hari libur pun seperti Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional,” katanya.

Tak hanya itu saja, pelayanan pengelolaan sampah juga dilaksanakan melalui koordinasi dengan berbagai pihak, mulai dari masyarakat, DUTA PADAS, pemerintah desa, desa adat, LSM, bank sampah hingga pengelola TPS3R. “Ini kerja kolaborasi. Tanpa dukungan semua pihak, pengelolaan sampah tidak akan maksimal,” ujar Ekayana.

Ia menambahkan, untuk armada yang dinilai berisiko terhadap keselamatan kerja, DLH akan melakukan kajian bersama tim aset. “Kalau memang membahayakan keselamatan, akan kami kaji dan diusulkan agar tidak lagi dioperasionalkan,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN