Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan. (BP/dok)

NEGARA, BALIPOST.com – Kebijakan efisiensi yang ditempuh pemerintah pusat dalam dua tahun terakhir berdampak pada penyusutan sejumlah program di Kabupaten Jembrana. Kondisi ini semakin terasa karena posisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jembrana tercatat sebagai yang terendah di Bali. Kendati demikian, pemerintah daerah memastikan bahwa program yang menyangkut adat, agama, dan tradisi tetap dipertahankan, termasuk pemberian insentif kepada para sulinggih.

Hal tersebut ditegaskan Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan. Bupati Kembang menekankan bahwa tidak ada satupun program yang berkaitan dengan adat dan budaya yang dihapus.

Baca juga:  Bali Tuan Rumah Dua Event Akbar

“Untuk kegiatan adat, agama, dan tradisi, pada dasarnya semua masih berjalan. Hanya porsi anggarannya yang menyesuaikan. Program tetap ada, hanya beberapa disesuaikan bentuknya tetapi tujuannya tetap sama,” ujarnya, Rabu (26/11).

Pengetatan lebih banyak menyasar belanja internal pemerintah daerah, terutama pengeluaran yang dianggap bukan prioritas. Dengan demikian, program penting yang bermanfaat bagi masyarakat luas dapat terus dijalankan.

“Kami memang harus benar-benar mengencangkan ikat pinggang. Namun penyesuaian itu kami mulai dari dalam. Misalnya, dana pengawalan untuk pimpinan saya hapus karena tidak mendesak. Perjalanan dinas ke luar negeri yang biasanya sekali setahun, tahun depan saya tiadakan. Untuk perjalanan dinas dalam negeri, saya pangkas setengah,” paparnya.

Baca juga:  DPRD Bangli Minta Bupati Tak Sekedar Berwacana Kejar Jasa Pemanfaatan Air

Menurutnya, langkah efisiensi harus dicontohkan terlebih dahulu oleh pimpinan agar tidak menekan sektor-sektor penting yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. “Kami tetap memberi dukungan terhadap adat, agama, dan tradisi meskipun tidak dalam jumlah besar. Yang penting programnya tetap ada dan tidak hilang,” tandasnya. (surya dharma/balipost)

BAGIKAN