
TABANAN, BALIPOST.com – Desakan agar pemerintah segera merealisasikan ganti untung terhadap lahan warga yang terdampak proyek Tol Gilimanuk–Mengwi kembali mencuat.
Forum Perbekel Desa Terdampak menegaskan, masyarakat kini hanya menuntut satu hal: kepastian pembayaran ganti untung atas lahan mereka yang masuk dalam trase tol sepanjang 96,8 kilometer tersebut.
Sekretaris Forum Perbekel Desa Terdampak Tol Gilimanuk–Mengwi, I Gede Ari Wastika, menyampaikan, masyarakat sudah cukup lama menunggu tindak lanjut pemerintah. Forum Perbekel, tidak bermaksud mencampuri mekanisme atau skema pembiayaan tol.
Pihaknya hanya memperjuangkan hak-hak masyarakat yang lahannya terdampak agar dihargai secara adil. Apakah nantinya akan masuk program jangka pendek, menengah, atau panjang. Demikian halnya dengan urusan mekanisme pelaksanaan pembangunan maupun skema pembiayaannya.
Sebagai perpanjangan warga tentunya forum perbekel yang terdampak hanya menuntut kepastian mengenai ganti untung.
“Masalah pembangunannya silakan, yang penting, ganti untungnya dibayar dulu. Jangan masyarakat dibiarkan menggantung seperti sekarang,” tegas Ari, Kamis (23/10) saat disinggung perkembangan pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi.
Perkembangan terbarunya pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Rencana jangka menengah itu ditetapkan ke dalam Peraturan Presiden atau Perpres Nomor 12/2025.
Ia menegaskan, selama belum ada kejelasan pembayaran, warga terdampak hidup dalam ketidakpastian. Banyak di antara mereka tidak berani lagi menggarap lahan atau memperbaiki bangunan karena khawatir sewaktu-waktu digusur.
“Masyarakat mau menggarap tidak berani. Mau memperbaiki bangunan juga tidak bisa. Semuanya serba terkatung,” ujarnya.
Menurutnya, janji yang belum terealisasi sejak 2023 membuat warga mulai kehilangan kepercayaan. Bahkan, sebagian sudah enggan membahas soal tol karena dianggap hanya wacana tanpa tindakan nyata.
“Masyarakat sudah malas kalau diajak ngomong soal tol. Sudah malas juga mengadu. Mau ke siapa lagi?” pungkasnya.
Sebelumnya, Forum Perbekel Desa Terdampak Tol Gilimanuk–Mengwi sempat menggelar aksi menuntut kepastian ganti untung pada tahun 2024. Namun hingga kini, satu tahun lebih berselang, pembayaran belum juga terealisasi. (Puspawati/balipost)









