Gunung Agung masih mengeluarkan asap putih. (BP/dok)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Aktivitas kegempaan vulkanik dalam dan vulkanik dangkal pascaditurunkannya status Gunung Agung pada 29 Oktober jumlahnya masih cukup banyak. Per hari jumlah gempa yang dihasilkan masih mencapai puluhan kali. Namun gempa tremor nonharmonik belakangan ini sudah tidak ada.

Secara visual kepukan asap solfatara yang keluar dari dasar kawah masih terus terjadi dengan ketinggian 200-300 meter di puncak. Kepala Pos Pemantauan Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, I Dewa Mertayasa Senin (6/11) mengatakan kegempaan yang terjadi per Minggu (5/11) sebanyak 59 yakni untuk vulkanik dalam sebanyak 24, vulkanik dangkan 34, dan tektonik lokal 1. “Gempa yang terjadi masih mencapai puluhan kali setiap harinya dan jumlahnya masih di atas normal,” ungkap Dewa Mertayasa.

Baca juga:  Nekat Naik Sampan dan Bawa Motor Masuk Bali, Lima Warga Banyuwangi Ditangkap

Menurut Dewa Mertayasa, sepekan sebelumnya memang sering kali muncul gempa tremor nonharmonik. Bahkan jumlahnya mencapai 16 kali. Tapi belakangan ini tidak ada muncul gempa tremor nonharmonik yang direkam oleh alat seismograf. “Kalau sepekan lalu memang ada terekam gempa tremor nonharmonik. Tapi sejak beberapa hari belakangan ini tidak ada lagi muncul gempa itu,” katanya.

Disinggung tentang kemungkinan penurunan status lagi, Mertayasa menegaskan untuk penurunanan status, akan kembali dilakukan evaluasi. Sebab, untuk menurunkan status harus mensingkronkan data yang dihasilkan oleh alat yang dipakai untuk memantau Gunung Agung. “Untuk penurunan kembali status ke waspada pasti akan dilakukan evaluasi terlebih dahulu. Jika kegempaan yang terjadi terus mengalami penurunan, dan di dukung dengan alat yang lainnya juga menurun, tidak menutup kemungkinan status akan diturunkan,” tegasnya. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Dibanding Sebelum Pandemi, Kinerja Ekonomi Triwulan II Lebih Tinggi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *