Beberapa pekerja mengangkut beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) yang telah dikemas di Gudang Bulog Distribution Center Sempidi, Badung. Bulog gencar menyalurkan beras tersebut sejak Juli 2025 lalu untuk menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga beras di masyarakat. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) gencar disalurkan sejak Juli 2025 lalu. Dari kouta 18.463 ton yang diberikan sejak Juli, hingga mendekati akhir September ini, Bulog mencatat stok beras kualitas medium tersebut masih 14.243 ton.

Kepala Bulog Kantor Wilayah Bali M. Anwar saat diwawancarai, Minggu (28/9) mengatakan, sejak Juli sudah ada 4.220 beras SPHP yang tersalurkan. Penyaluran SPHP ini melalui mitra salur di antaranya, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) yang sudah berjalan, outlet binaan pemerintah daerah, instansi pemerintahan dan melalui BUMN seperti PT Pos, PPI dan sebagainya, ritel modern hingga pedagang di pasar tradisional yang menjadi mitra salur.

Baca juga:  Tanpa Impor, Cadangan Beras Bulog Masih Aman

Untuk menghabiskan stok beras ini, Anwar menjelaskan penyaluran difokuskan kepada konsumen langsung atau pemakai langsung yang dibatasi 2 karung atau 10 kilogram per orang. Tujuan pembatasan untuk menghindari penyalahgunaan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Penggunaan aplikasi dalam penyaluran SPHP tahun ini lebih dimasifkan untuk mengontrol penyaluran di pasaran agar tepat sasaran. “Aplikasi ini bagian untuk mengontrol. Karena targetnya bukan berapa banyak SPHP tersalurkan tapi efektivitasnya terhadap harga beras di pasaran serta tepat sasaran,” terangnya.

Baca juga:  Harga Melambung, Bawang Putih Capai Rp 45 Ribu Per Kilo

M. Anwar mengatakan, keberadaan beras SPHP di pasaran bertujuan menstabilisasi pasokan serta menekan lonjakan harga beras di pasaran. Dengan demikian penyaluran SPHP ini tidak hanya mengejar jumlah yang disalurkan, namun tingkat efektivitas dan tepat sasaran.

Harga yang diberikan ke masyarakat yakni mencapai Rp12.500 per kilogram atau Rp62.500 per karung. Jika dibandingkan dengan harga beras di pasaran, untuk jenis medium Rp15.000 hingga Rp16.000 per kilogram dan jenis premium mencapai Rp17.000 per kilogram tentu beras SPHP ini memberikan harga yang jauh lebih terjangkau.

Terkait distribusi beras SPHP, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali Asinaga Budiman mengatakan, ritel modern mendapatkan kouta 1 ton per hari atau 200 sak. Beras ini menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin harga lebih terjangkau.

Baca juga:  Ini, Ancaman Kapolresta pada Pengacau Pemilu

Hal senada juga diungkapkan Kepala Pengelola Pasar Badung, Ngurah Suadnyana. Dia mengatakan untuk kouta penjualan sudah ditetapkan oleh Bulog yang diberikan kepada pedagang.

Saat ini pedagang masih tetap mendistribusikan beras SPHP. “Kalau kami di Sewakajaya belum, perumda pasar pasar belum memesan karena gudang kena banjir. Untuk pedagang masih tetap berjualan beras SPHP,” imbuhnya. (Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN