
DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam beberapa hari terakhir ini, banyak muncul kasus keracunan yang menimpa anak sekolah usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Seperti yang terjadi di Jawa Barat yang menimpa sejumlah siswa pada beberapa sekolah. Terakhir, Kamis (25/9) malam kasus keracunan makanan kembali menimpa ratusan siswa di Sumedang.
Tercatat, sebanyak 105 siswa di tiga sekolah setingkat SMA di Sumedang keracunan. Kasus keracunan ini terjadi di tiga sekolah, yaitu SMK Win Ujungjaya, SMK Rimba Bahari Situraja, dan SMA 1 Tomo.
Beberapa sumber menyebutkan, keracunan makanan umumnya disebabkan oleh kuman (bakteri, jamur, parasit, atau virus) yang ikut tertelan bersamaan dengan makanan. Hal ini biasanya terjadi karena seseorang mengonsumsi makanan basi atau yang proses persiapannya tidak higienis, yang masuk ke dalam saluran pencernaan dan menimbulkan gejala.
Umumnya, kuman penyebab keracunan makanan membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak di dalam tubuh. Akibatnya, terkadang gejala tidak langsung muncul dan penyakit ini sulit dideteksi sejak dini.
Meski begitu, beberapa gejala keracunan makanan yang umum terjadi dan memerlukan pertolongan pertama adalah sebagai berikut:
- Mual dan muntah.
- Diare, kemungkinan disertai darah jika penyebabnya adalah bakteri EHEC atau Campylobacter.
- Dehidrasi.
- Nyeri kepala.
- Nyeri dan kram perut, biasanya terjadi 12–72 jam setelah makan.
Meski sulit untuk dicegah, risiko keracunan makanan dapat diminimalkan dengan mengonsumsi makanan yang terjamin kebersihannya. Selain itu, perhatikan keterangan tanggal kedaluwarsa pada setiap kemasan untuk memastikan makanan tersebut masih layak dikonsumsi.
Untuk mengatasi keracunan makanan, ada beberapa langkah penanganan awal yang dapat dilakukan sebagaimana dikutip dari laman alodokter dan Kemenkes RI, yaitu:
1. Cukupi kebutuhan cairan tubuh
Diare dan muntah akibat keracunan makanan dapat membuat tubuh kehilangan banyak cairan. Anda perlu mengembalikan cairan yang hilang ini dengan memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi.
Selain minum air putih, Anda juga bisa mengonsumsi minuman elektrolit dan makanan berkuah atau sup untuk mengembalikan cairan dan elektrolit tubuh. Minumlah secara perlahan dan sedikit demi sedikit, tetapi sering agar tidak mual.
2. Konsumsi makanan yang tepat
Saat gejala baru muncul, Anda disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan apa pun terlebih dahulu selama beberapa jam. Setelah merasa lebih nyaman, cobalah konsumsi makanan yang mudah dicerna, yaitu makanan rendah lemak, rendah serat, dan tanpa banyak tambahan bumbu.
Beberapa contoh makanan ini adalah bubur, kentang, pisang, dan madu. Anda juga sebaiknya menghindari makanan pedas dan berminyak serta makanan dan minuman yang asam karena dapat memperparah gejala. Selain itu, hindari juga konsumsi minuman yang mengandung alkohol, kafein, atau susu.
3. Hindari penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter
Diare dan muntah selama keracunan makanan adalah proses alami tubuh untuk membersihkan saluran cerna dari racun serta bakteri, virus, dan parasit berbahaya. Oleh karena itu, sebaiknya hindari penggunaan obat diare, seperti loperamide, saat awal Anda mengalami keracunan makanan.
Minum obat diare justru bisa memperpanjang gejala keracunan. Selain itu, gejala diare akibat keracunan makanan juga tidak selalu perlu diobati dengan antibiotik. Hal ini karena antibiotik tidak dapat mengobati keracunan makanan yang disebabkan oleh virus atau parasit. Untuk menentukan apakah keracunan makanan perlu diobati dengan obat diare atau antibiotik, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu.
4. Konsumsi air jahe
Untuk meredakan mual dan rasa tidak nyaman di perut, cobalah minum air jahe. Minuman jahe dikenal memiliki efek menenangkan bagi saluran cerna. Selain jahe, keracunan makanan juga bisa ditangani dengan mengonsumsi asupan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt, yang dapat menyehatkan kembali saluran cerna. Meski begitu, yoghurt lebih baik dikonsumsi saat kondisi tubuh sudah mulai pulih.
5. Penuhi waktu istirahat
Saat mengalami keracunan makanan, perbanyaklah istirahat agar daya tahan tubuh dapat bekerja optimal untuk melawan kuman penyebab keracunan. Selain itu, gejala keracunan makanan juga dapat membuat tubuh terasa lemas. Oleh karena itu, Anda perlu istirahat yang cukup untuk mengembalikan energi.
Gejala keracunan makanan yang perlu segera diobati oleh dokter
Gejala keracunan makanan umumnya akan mereda dalam beberapa hari hingga 1 minggu. Segeralah ke dokter bila gejala keracunan makanan tidak kunjung membaik atau disertai dengan keluhan berikut ini:
• Demam tinggi
• Kram parah pada perut
• BAB Berdarah
• Pandangan kabur
• Otot-otot tubuh terasa lemah
• Kesemutan atau mati rasa
• Muntahsetiap kali makan atau minum
• Sangat lemas atau pingsan
Perawatan di rumah sakit dan pemberian cairan melalui infus umumnya diperlukan bila dokter menilai kondisi keracunan makanan yang dialami cukup parah dan disertai dehidrasi. Dokter juga akan memberikan antibiotik apabila keracunan makanan disebabkan oleh bakteri. (Asmara Putera/balipost)