
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Hama tikus menyerang hektaran tanaman padi di Subak Dlod Getakan, Desa Getakan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Predator alami sudah tidak mampu mengendalikan hama tikus secara efektif, hingga intensitas serangan hama kian meluas. Dinas Pertanian (Distan) Klungkung segera melakukan pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), dengan racun tikus klerat.
Kepala Dinas Pertanian Klungkung, Ida Bagus Juanida, Kamis (25/9), mengatakan, setelah menerima laporan dari petani setempat, pihaknya segera menurunkan petugas OPT dan Penyuluh Dinas Pertanian untuk turun ke lokasi. Serangan hama tikus menyerang tanaman padi varietas Inpari 32 yang telah berumur sekitar 70 hari setelah tanam (HST).
“Serangan hama ini teridentifikasi memiliki intensitas 15% pada lahan seluas 2 hektare, dengan populasi tikus mencapai 2-3 ekor per rumpun,” katanya.
Meskipun populasi musuh hama seperti predator alami, juga ditemukan sebanyak 1 ekor per rumpun, angka ini menurut dia belum cukup untuk mengendalikan hama secara efektif. Maka, pengendalian OPT ini dipusatkan pada upaya menekan populasi hama tikus yang mengancam areal persawahan. Para petani Subak Dlod Getakan mengambil langkah bersama petugas untuk melakukan pengendalian di area seluas 5 hektare, lebih luas dari area yang terdampak, yakni seluas 2 hektare.
Para petani dan petugas OPT menggunakan bahan pengendali berupa racun tikus klerat, bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung. “Pengendalian ini bertujuan untuk mencegah penyebaran hama tikus yang lebih luas, yang berpotensi menyebabkan kerusakan parah dan penurunan hasil panen secara signifikan,” tegas Juanida.
Dia menambahkan, selain pengendalian serangan hama tikus, Distan juga melakukan pengendalian hama penggerek batang bersama Kelompok Tani Subak Penasan di Desa Tihingan Kecamatan Banjarangkan, Kamis (25/9). Serangan hama penggerek batang menyerang tanaman padi varietas Inpari 32 yang berumur antara 35 hingga 60 hari setelah tanam (HST). Serangan hama ini dilaporkan telah menyebar di lahan seluas 8 hektar dengan intensitas serangan mencapai 11,2 persen.
Pengendalian dilakukan pada areal yang lebih luas, yaitu 15 hektar. Para petani menggunakan bahan pengendali berupa Insektisida Dime-Tan 500 SL. Hama penggerek batang dikenal dapat merusak batang padi hingga menyebabkan malai kering dan kosong, yang pada akhirnya menurunkan hasil produksi secara drastis.
Dengan dilakukannya pengendalian secara serentak, para petani berharap populasi hama tikus dapat ditekan secara drastis. Sehingga tanaman padi bisa tumbuh optimal dan menghasilkan panen yang melimpah dalam menjaga ketahanan pangan lokal di Kabupaten Klungkung. (Bagiarta/balipost)