Suasana simulasi di Polres Buleleng, Jumat (19/9). (BP/yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Suasana tegang sempat mewarnai jalur Pramuka, tepat di depan Mapolres Buleleng, Jumat (19/9) pagi. Puluhan massa dengan membawa spanduk terlihat berteriak, memprovokasi, hingga memaksa masuk ke area Polres.

Kondisi ini merupakan simulasi penanganan situasi krisis yang digelar Polres Buleleng. Latihan ini diskenariokan seolah-olah massa melakukan aksi anarkis yang menyasar markas kepolisian.

Kapolres Buleleng, AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi menegaskan, simulasi tersebut penting untuk mengasah kesiapan personel menghadapi kerusuhan nyata. Tujuannya sebut Widwan, agar anggota tahu peran masing-masing, penggunaan sarana-prasarana, hingga langkah yang harus dilakukan ketika ada alarm stelling.

Baca juga:  Penjual Ayam Menjadi Bandar Narkoba Karena Tergiur Untung Besar

“Kita latih bagaimana mengendalikan massa secara humanis namun tetap tegas, sekaligus meminimalisasi risiko bagi masyarakat maupun petugas,” jelasnya.

Dalam latihan itu, personel dilatih menggunakan tameng, tongkat, gas air mata, hingga kendaraan taktis seperti Armored Water Cannon (AWC). Seluruh tahapan dievaluasi untuk penyempurnaan ke depan. Terkait kesiapan pasukan, Kapolres menyebut Polres Buleleng memiliki puluhan personel Dalmas inti, ditambah dukungan 15 personel Dalmas awal di tiap Polsek.

Baca juga:  Di Singaraja, Polisi Bagi Helm Gratis

Dengan rayonisasi timur, tengah, dan barat, kekuatan minimal 45 personel bisa langsung digerakkan jika terjadi situasi krisis.

“Latihan ini akan dilakukan berkelanjutan agar kemampuan personel semakin terampil dan profesional dalam melayani masyarakat,” pungkas Kapolres Widwan. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN