
DENPASAR, BALIPOST.com – Travel warning yang dikeluarkan oleh beberapa negara terhadap situasi dan kondisi di Indonesia di tengah demonstrasi yang terjadi, tidak berpengaruh siginifikan terhadap kunjungan wisatawan, khususnya mancanegara ke Bali.
Bahkan, Wakil Ketua Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya saat diwawancarai, Rabu (3/9), mengatakan ada tren peningkatan wisatawan domestik. Menurutnya, kondisi ini dipicu masyarakat yang ingin mencari ketenangan di Bali.
Ia mengatakan, travel warning harus disikapi dengan bijak. Pertama dari sisi kondisi khususnya di Bali sudah mulai kondusif. Kedua sepanjang situasi tidak menganggu aktivitas wisatawan, mereka bisa nyaman datang ke Bali.
Suryawijaya yang juga Ketua PHRI Badung ini menjelaskan, travel warning merupakan hal yang wajar. Pemerintah pasti akan mengeluarkan imbuan untuk mengingatkan warga negaranya yang tengah berwisata atau mengunjungi daerah rawan.
“Itu hal yang wajar. Beda kalau travel ban yang memang melarang warga negaranya berkunjung ke negara yang kurang aman. Travel warning tidak akan mempengaruhi secara signifikan animo wisatawan datang ke Bali,” terangnya.
Ia mengatakan, kunjungan wisman ke Bali masih lancar dilihat dari penerbangan internasional yang mencapai 17 ribu hingga 18 ribu per hari dengan 43 penerbangan langsung. Untuk wisatawan domestik diakuinya malah lebih banyak beberapa hari terakhir untuk mencari ketenangan. “Domestik juga bertambah untuk mencari ketenangan di Bali. Kita liat hampir penuh penerbangan ke Bali,” katanya.
Hingga Agustus ini, kata Suryawawijaya, tingkat kunjungan wisman ke Bali sudah mencapai 4,6 juta orang. Pihaknya pun optimis target 6,5 juta wisman hingga akhir tahun tercapai.
Ia menekankan agar masyarakat Bali dan masyarakat yang tinggal di Bali mampu menjaga keamanan karena sangat berpengaruh terhadap sektor pariwisata yang menyumbang 60 persen pendapatan Bali.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bali I Wayan Sumarajaya mengatakan bahwa kondisi Bali saat ini cukup kondusif. Bahkan, aktivitas di tempat-tempat wisata masih normal seperti biasa.
Terkait travel warning yang dikeluarkan beberapa negara, pihaknya sangat menghargai jika ada negara yang mengingatkan warganya untuk bepergian. Hal ini wajar jika di suatu negara ada isu keamanan. “Tapi saya berharap hal itu tidak akan berlangsung lama,” ujarnya, Selasa (2/9).
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada Juli 2025 mencapai 697,11 ribu. Angka ini naik 11,42 persen dibandingkan Juli 2024 yang tercatat sebanyak 625,67 ribu kunjungan.
Kunjungan wisman ke Bali pada Juli 2025 paling banyak dilakukan oleh wisatawan berkebangsaan Australia 23,10 persen, Tiongkok 8,56 persen, dan India 6,50 persen.
Sementara secara kumulatif, sepanjang Januari hingga Juli 2025 total kunjungan wisman ke Bali mencapai 3,98 juta. Angka ini meningkat 12,46 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.
Adapun jumlah perjalanan Wisatawan Nusantara (wisnus) ke Bali pada Juli 2025 tercatat mencapai 2,29 juta perjalanan. Angka ini naik 31,96 persen dibandingkan Juli 2024.
Dari angka jumlah perjalanan tersebut, 78,46 persen atau 1,80 juta perjalanan di antaranya merupakan perjalanan antar kabupaten/kota di dalam provinsi (intra). Sedangkan jumlah perjalanan antar kabupaten/kota antar provinsi (inter) mencapai 494,01 ribu perjalanan atau 21,54 persen.
Kabupaten Badung menjadi tujuan utama wisnus dengan jumlah perjalanan wisnus mencapai 604,71 ribu kunjungan. Wisnus dari Jawa Timur tercatat menjadi yang terbanyak datang ke Bali pada Juli 2025 mencapai 172,26 ribu perjalanan.
Sementara, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang pada Juli 2025 tercatat sebesar 67,75 persen. Naik 3,10 persen poin dibandingkan dengan Juni 2025. Sedangkan tingkat penghunian kamar hotel nonbintang tercatat sebesar 49,00 persen. Naik 2,90 persen poin jika dibandingkan Juni 2025. (Widiastuti/Ketut Winata/balipost)