Menkes Budi Gunadi Sadikin berkunjung ke Sumenep, Jawa Timur pada Kamis (28/8) untuk memantau imunisasi campak. (BP/Antara)

SUMENEP, BALIPOST.com – Penyakit campak lebih berbahaya dari COVID-19 karena tingkat penularan penyakit tersebut lebih cepat.

Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat berkunjung ke Sumenep, Jawa Timur.

“Jika COVID-19 memiliki tingkat penularan satu orang ke dua hingga tiga orang, campak ini mampu menular dari satu orang ke 18 orang lainnya,” kata Menkes, Kamis (28/8) dikutip dari Kantor Berita Antara.

Untungnya, sambung dia, penanganan penyakit campak ini sama seperti COVID-19 yakni sudah ada vaksinnya dan sangat efektif. “Kalau divaksinasi, anak-anak tidak akan terkena campak yang bisa menyebabkan kematian,” ujar Menkes Budi.

Baca juga:  Dari Korban Meninggal dari Pejeng Intaran akan Dikremasi hingga Diharap Wisatawan Tiongkok Segera Datang

Menkes memastikan percepatan imunisasi massal bagi sekitar 80 ribu anak di Sumenep. Ia menargetkan seluruh vaksinasi selesai dalam dua minggu. “Kita sudah siapkan 11 ribu vial vaksin, cukup untuk 80 ribu anak. Logistik sudah kami kirim ke Madura,” kata Menkes.

Menkes juga mengapresiasi langkah cepat Bupati Sumenep Achmad Fauzi yang sigap mengerahkan aparat hingga tingkat desa untuk mendukung program imunisasi.

Selain itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga memperketat pengawasan melalui surveilans ketat di empat kabupaten di Madura, termasuk rencana pendirian laboratorium khusus di pulau tersebut.

“Kami ingin satu laboratorium ada di Madura agar pemeriksaan sampel tidak perlu dikirim jauh ke Surabaya. Begitu ada indikasi campak, bisa segera ditangani dan dilakukan imunisasi massal di wilayah terdampak,” ucap Menkes Budi.

Baca juga:  KPK Respons Tudingan Mardani, Sebut Alat Bukti Cukup

Ia juga mengimbau seluruh masyarakat, tidak hanya di Madura tetapi juga daerah lain, seiring dengan tingginya kasus campak seperti Sumatera Utara, agar segera membawa balita dan anak-anak mereka mendapatkan imunisasi. “Campak ini mematikan, jangan sampai terlambat,” ujar Menkes Budi.

Saat di Sumenep, Menkes juga sempat berdiskusi dengan para warga yang datang mengantarkan anak-anaknya ikut imunisasi di TK Qurrota Ayyun. “Sudah dapat izin ya dari keluarga untuk imunisasi?” tanya Menkes.

“Sudah Pak, sudah dapat izin dari suami,” kata Muniroh, salah satu warga.

Baca juga:  Enam Minggu Berturut, Bali Ada di Zona Kuning

Menkes pun mengapresiasi upaya tinggi dari warga Sumenep yang ikut imunisasi dan berbondong-bondong datang sejak pagi. “Kesehatan itu penting, dan imunisasi menjadi benteng pertahanan bagi kesehatan anak,” jelasnya.

Di tempat yang sama Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan pihaknya meminta dukungan semua instansi pemerintah, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen masyarakat, untuk bergotong royong menyukseskan imunisasi ini, guna menciptakan masyarakat Kabupaten Sumenep yang sehat dan sejahtera.

“Imunisasi ini diberikan secara gratis di seluruh fasilitas kesehatan, termasuk puskesmas, posyandu, serta sekolah-sekolah,” kata Bupati Achmad Fauzi. (Kmb/balipost)

 

BAGIKAN