
TABANAN, BALIPOST.com – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Pupuan sejak Rabu malam memicu robohnya gapura perbatasan kota Kecamatan Pupuan, Kamis (26/6) sekitar pukul 06.00 WITA. Gapura yang menjadi penanda wilayah sekaligus ikon kawasan ini roboh dan sempat menutup satu lajur jalan nasional jurusan Pupuan-Singaraja.
Kerugian material ditaksir mencapai Rp94,5 juta. Informasi awal diperoleh dari warga sekitar yang mendengar suara gemuruh dan melihat gapura sudah roboh bahkan menutup sebagian jalan. Warga itu pun langsung mengirimkan video ke saudaranya yang bekerja di kantor kecamatan.
Camat Pupuan, I Gusti Kade Dwipayana mengatakan sebelum roboh ia telah menerima laporan terkait kondisi pondasi gapura yang mulai retak. “Kami sudah sempat koordinasi dengan Dinas PU dan minta kajian teknis. Mereka juga sudah turun cek ke lokasi. Namun hujan non stop sejak kemarin membuat pondasinya terkikis akhirnya ambrol. Struktur bangunannya sebenarnya masih bagus, karena dibangun tahun 2015,” jelasnya.
Untuk penanganan melibatkan Dinas PUPR Tabanan, BPBD Kabupaten Tabanan, dan BPBD Provinsi Bali dibantu masyarakat setempat. Dwipayana menyebutkan, di samping lokasi robohnya gapura, terdapat rumah warga, namun bangunan tersebut tidak terdampak langsung.
“Kami juga sudah menerima laporan jalan kabupaten di wilayah Kebonjero, Desa Munduktemu terkikis sepanjang 4 meter. BPBD sudah diarahkan ke sana dan jalan akan segera ditandai agar tidak membahayakan masyarakat yang melintas,” imbuhnya.
Dengan kondisi cuaca yang masih ekstrem, masyarakat Pupuan diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama yang beraktivitas di kebun atau kawasan perbukitan. “Wilayah kami memang rawan longsor dan pohon tumbang saat musim hujan. Kami minta warga tetap waspada,” tegasnya. (Puspawati/balipost)