
JAKARTA, BALIPOST.com – Presiden RI Prabowo Subianto menjenguk korban aksi unjuk rasa di Ruang Promoter, RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (1/9).
Dikutip dari Kantor Berita Antara, ia menceritakan kondisi korban akibat aksi unjuk rasa pada akhir pekan lalu harus menjalani transplantasi ginjal, hingga operasi tempurung.
Presiden Prabowo merinci bahwa dari 43 korban yang terdiri dari polisi dan masyarakat sipil, kini masih ada 17 korban yang dirawat di RS Polri, terdiri dari 14 anggota Polri dan 3 masyarakat.
“Saya sudah tengok 13 (orang) di atas, ada yang berat. Kepalanya sampai harus operasi tempurung. Operasi tempurung kepalanya diganti sama titanium,” kata Presiden.
Prabowo menceritakan bahwa salah satu korban yang ia besuk ialah seorang perempuan yang hendak ke pasar dengan menggunakan motor.
Tidak hanya motor yang diambil, demonstran juga mematahkan paha kakinya.
Prabowo juga mengungkapkan kondisi korban yang paling parah, yakni mengalami gagal ginjal dan harus menjalani operasi transplantasi ginjal.
“Saya mau nengok yang paling parah, ginjalnya diinjak-injak sampai rusak. Beliau sekarang harus cuci darah, ini saya juga tahu, tapi kalau perlu kita cari transplantasi. Kita cari transplantasi, kalau tidak bisa diperbaiki, ginjal ini sangat berat,” kata Presiden.
Prabowo menegaskan bahwa hak menyampaikan pendapat dan aspirasi memang dijamin oleh undang-undang; namun aksi unjuk rasa harus damai, berizin dan dibatasi hingga pukul 18.00 WIB.
Namun, Prabowo menyoroti bahwa aksi unjuk rasa di sejumlah tempat didatangi truk yang membawa petasan besar, sehingga menyebabkan anggota Polisi mengalami luka bakar.
“Ini anggota banyak kena petasan, ada yang terbakar leher, ada yang terbakar paha. Bayangkan kalau laki-laki terbakar alat vitalnya. Ini sudah menurut saya memang, memang sudah rusuh, niatnya membakar, ditemukan truk isinya alat-alat untuk membakar,” kata Prabowo. (kmb/balipost)