
SINGARAJA, BALIPOST.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng kini resmi membuka layanan rawat inap untuk pasien dengan gangguan kesehatan jiwa melalui Ruang Akasia. Inovasi ini menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan jiwa yang selama ini harus dirujuk ke Bangli, yang jaraknya cukup jauh.
Direktur RSUD Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha, pada Senin (23/6), mengatakan, pembukaan ruang rawat inap jiwa ini berangkat dari keinginan memberikan layanan kesehatan mental yang lebih mudah diakses, bermutu, dan manusiawi, khususnya bagi masyarakat Buleleng. Hingga bulan Juni 2025 ini, sudah ada sedikitnya 46 orang dirawat sejak awal april lalu.
“Selama ini, jika ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa berat, mereka harus dirujuk ke Bangli. Selain jauh, biaya transportasi dan kebutuhan pendamping juga menjadi beban. Kini kami hadirkan solusi agar pasien bisa dirawat di sini. Harapannya, motivasi sembuh meningkat karena dukungan keluarga lebih dekat,” ujar dr. Arya.
Ruang Akasia dilengkapi lima bangsal rawat inap, termasuk satu ruang isolasi berkeamanan tinggi yang dirancang sesuai standar Kementerian Kesehatan. Ruang ini diperuntukkan bagi pasien dengan kondisi berat yang berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang lain. Sementara itu, empat bangsal lainnya ditujukan untuk pasien dengan gejala seperti gaduh gelisah, namun tanpa kebutuhan pengamanan maksimal.
“Desain ruangannya khusus—terisolasi dari bangsal umum namun tidak terasa seperti penjara. Aman bagi pasien, keluarga, dan lingkungan rumah sakit, serta tetap menjaga kenyamanan psikologis,” tambahnya.
Pelayanan di Ruang Akasia dipastikan telah memenuhi standar nasional. Saat ini, RSUD Buleleng memiliki dua psikiater aktif dan siap menambah tenaga medis sesuai kebutuhan. Ketersediaan obat psikiatri lengkap dan fasilitas medis penunjang seperti alat restrain juga telah dipenuhi.
“Semua SOP, sarana, hingga desain gedung sudah sesuai ketentuan Kemenkes. Sebelum operasional, dilakukan visitasi dan evaluasi menyeluruh. Ini bukan layanan asal buka, tapi benar-benar terstandar,” tegas dr. Arya.
Tak hanya fokus pada penanganan medis, RSUD Buleleng juga menyediakan lingkungan rehabilitatif yang mendukung proses pemulihan. Area halaman terbuka disiapkan untuk terapi psikologis, dan kedepannya akan ditambah fasilitas olahraga dan seni bagi pasien yang sedang dalam tahap pemulihan.
“Kami ingin ruang ini tak hanya menyembuhkan secara medis, tapi juga memberi ruang bagi ekspresi dan harapan. Pasien merasa dihargai, keluarga pun merasa tenang,” ungkap dr. Arya.
Meski layanan kesehatan jiwa kini tersedia di RSUD Buleleng, rujukan tetap dilakukan untuk kasus yang membutuhkan terapi lanjutan seperti terapi kejut listrik (ECT) yang belum tersedia di fasilitas ini.
“Apa yang bisa kami tangani, akan kami tangani. Untuk yang membutuhkan alat atau terapi lebih lanjut, tetap akan kami rujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap,” pungkasnya.(Yudha/Balipost)