Ketua Komisi II DPRD Tabanan, AA Nyoman Darma Putra. (BP/Bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Meski potensi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbuka lebar, sejumlah sektor penyumbang pendapatan dinilai masih stagnan.

Ketua Komisi II DPRD Tabanan, AA Nyoman Darma Putra, mendesak organisasi perangkat daerah (OPD) penghasil untuk lebih serius dan kreatif menggali potensi tersebut. Ia menilai, belum ada langkah nyata yang maksimal meski sudah berulang kali dibahas dalam rapat kerja.

Ditemui usai rapat paripurna, AA Nyoman Darma Putra menyoroti, masih minimnya terobosan yang dilakukan OPD penghasil, terutama dalam memaksimalkan sektor pajak dan retribusi daerah. Salah satu contoh yang disebutkannya adalah program open pajak yang sudah berjalan namun belum menunjukkan optimalisasi nyata.

Baca juga:  Polygon Hadirkan Teknologi Baru di Seri Xtrada

Bahkan beberapa inovasi digital seperti sistem e-ticketing yang digadang-gadang mampu meningkatkan PAD, hingga kini tak kunjung direalisasikan sejak dicetuskan tahun 2019.

“Ini sudah kita dorong berkali-kali, tapi tetap saja mandeg. Padahal kalau dijalankan serius, e-ticketing bisa langsung berkontribusi pada peningkatan pendapatan,” ujar AA Darma Putra.

Ia menekankan bahwa perlu ada keseriusan bersama, tak hanya dari OPD penghasil, namun juga komitmen di tingkat eksekutif dan legislatif. Menurutnya, selama tidak ada langkah satu visi dari semua lini, maka potensi-potensi daerah hanya akan jadi wacana di atas meja rapat.

Baca juga:  Kejari Tabanan Tahan 3 Tersangka Pidana Pajak

Tak hanya itu, pengelolaan aset daerah pun disoroti. Banyak aset yang belum dimanfaatkan secara maksimal karena belum dikelola dengan baik. Untuk itu, Komisi II DPRD Tabanan berencana turun langsung ke masing-masing OPD penghasil guna mengidentifikasi kendala di lapangan.

“Segera kami akan gelar rapat internal dan selanjutnya turun ke OPD terkait. Kita ingin tahu apa sebenarnya yang menghambat. Jangan sampai karena alasan efisiensi anggaran, inovasi justru ikut lesu,” tegasnya.

Baca juga:  Patung Kebo Iwa Setinggi 21,45 Meter Ciri Khas Desa Adat Bedha

Ia juga menyinggung bahwa dari pembahasan sebelumnya, sudah ada sejumlah potensi yang bisa digarap. Namun sayangnya, belum terlihat gebrakan konkret. Padahal di tengah tantangan fiskal, daerah dituntut untuk lebih kreatif menggali sumber pendapatan alternatif. (Puspawati/Balipost)

BAGIKAN