Komisi IV DPRD Bali melakukan kunjungan untuk mengecek persiapan SPMB di SMAN 1 Abiansemal, Rabu (18/6). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pendaftaran sistem penerimaan murid baru (SPMB) jenjang SMA/SMK di Bali akan dimulai pada 30 Juni hingga 4 Juli 2025. Untuk memastikan SPMB berjalan dengan baik, Komisi IV DPRD Provinsi Bali mulai melakukan kunjungan ke beberapa SMA yang ada di Bali.

Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Nyoman Suwirta, Kamis (19/6) mengatakan pihaknya melakukan kunjungan ke 2 SMA, yakni SMAN 1 Mengwi dan SMAN 1 Abiansemal yang berlokasi di Kabupaten Badung pada Rabu (18/6). Dalam kunjungan itu, terungkap bahwa kedua sekolah masih kekurangan ruang kelas.

Baca juga:  Solusi Daya Tampung SMA/SMK, Ditawarkan Beasiswa di Sekolah Swasta

Diungkapkan masing-masing sekolah masih kekurangan 9 ruang kelas. Sehingga, selama ini diberlakukan belajar dengan sistem double shift. “Untuk kekurangan masing-masing 9 ruang kelas di ke-2 sekolah tersebut tentunya kami berharap Pemprov Bali bisa memberikan prioritas biar nantinya tidak ada double shift lagi,” katanya.

Ia pun menyebut pihaknya juga mengecek kesiapan dalam menggelar SPMB di kedua sekolah. Harapannya, siswa lulusan SMP, terutama di kedua wilayah sekolah ini bisa mendapatkan sekolah.

Baca juga:  Permendikbud Timbulkan Masalah, Gubernur Koster akan Buat Aturan PPDB Sendiri

“Yang terpenting dan mendesak memastikan SPMB berjalan dengan baik dan semua anak anak kita mendapat sekolah sesuai harapan,” ujar Nyoman Suwirta.

Suwirta mengatakan bahwa SPMB dari perangkat yang ada sudah memadahi. Sedangkan, posko pendaftaran hanya ada beberapa orang yang konsultasi. “Semoga semua anak-anak kita dapat sekolah sesuai harapan sambil Pemprov mengoptimalkan kualitas sekolah agar tidak ada sekolah favorit dan tidak favorit,” harapnya.

Baca juga:  378 PNS Dilantik Via Video Conference

Sementara terkait SDM, dikatakan kedua sekolah ini rata-rata sudah terpenuhi semua. Sedangkan, pengelolaan sampah masih menjadi permasalahan yang cukup serius di masing-masing sekolah ini.

Sebab, pemilahan dari sumber belum berjalan dengan baik. Pasalnya, saat panen kompos di teba modern bukan kompos yang didapat, namun justru malah sampah plastik (unorganik) yang banyak dihasilkan. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN