Sejumlah perempuan sebagai pelaku penipu online internasional ditunjuk di Lobi Mako Polda Bali. (BP/ken)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus penipuan siber melibatkan sindikat internasional pernah booming di Bali pada 2019 dan menyasar data warga negara China. Karena terus digerebek oleh Polda Bali dan Bareskrim Polri, sindikat tersebut sempat vakum.

Namun, di 2023 sindikat dengan modus sama kembali beraksi di Bali tapi menyasar data warga negara Amerika. “Kenapa yang disasar data warga Amerika? Karena ini jaringan berpusat di Amerika. Orang Amerika yang men-support-nya. Seperti tahun 2019 itu kan khususnya menyasar warga China. Sindikatnya juga orang China. Kasus ini cukup meresahkan,” tegas Dir. Ressiber Kombes Pol. Ranefli Dian Candra, Rabu (11/6).

Baca juga:  Sindikat Penipuan Siber "Love Scam", Pengendali Ada di Kamboja

Menurut Kombes Ranefli, satu orang leader dalam sindikat ini memilih berhenti sekitar satu bulan sebelum kasus ini diungkap. Leader tersebut juga jebolan Kamboja, tapi tidak jelas alasannya hingga memilih keluar dari mafia penipuan online ini. “Setelah memperoleh data korban, arahannya bisa kemana-mana. Bisa dipakai untuk menipu sampai tindak pidana pemerasan. Karekter dijual ini oleh sindikat ini model Amerika,” tegasnya.

Terkait pengungkapan kasus ini, ada lima perempuan yang ditangkap. Peran mereka sebagai operator dan satu orang dipercaya sebagai leader, EHS alias Emy. “Mungkin karena kerjanya bagus sehingga yang bersangkutan (EHS) diangkat sebagai leader,” ucap mantan Kasubdit III Ditreskrimum Polda Bali ini.

Baca juga:  Bertambah 6 Korban Jiwa COVID-19, Hanya 2 Daerah Laporkan Tambahan Warga Meninggal

Seperti diberitakan, penyidik Ditressiber Polda Bali terus mendalami pengungkapan kasus mafia Siber Internasional, terutama pemeriksaan 38 pelaku. Kasus ini bisa diproses karena salah satu korban yang melapor merupakan warga negara (WN) Amerika saat ini berada di Bali.

Terkait asal muasal keberadaan sindikat penipuan online ini, pada 2023 kantornya hanya satu di wilayah Tabanan. Setelah itu pindah ke Denpasar dan jumlah kantornya terus bertambah. Secara bertahap para pelaku kembangkan kantornya. (Kerta Negara/balipost)

Baca juga:  Satgas Operasi Aman Nusa Agung II Bergerak, Puluhan Toko Non Esensial Ditutup
BAGIKAN