
DENPASAR, BALIPOST.com – Polda Bali berhasil mengungkap sindikat penipuan siber dengan modus love scam yang melibatkan puluhan orang dengan pusat kendali di Kamboja.
Dalam rilis kasus ini, Kapolda Bali, Irjen Pol Daniel Adityajaya, didampingi Ditressiber Kombes Pol. Ranefli Dian Candra, Rabu (11/6) mengatakan saat diinterogasi, para pelaku mengaku bekerja atas perintah dan kendali oleh Vivi alias Ami yang saat ini berada di Kamboja.
Mereka bertugas melakukan pencarian data pribadi WNA Amerika via chatting personal dan tautan palsu.
Awalnya mereka mengaku direkrut dengan tawaran kerja sebagai telemarketing, informasinya dari teman ke teman. Akhirnya mereka bertemu leader, yakni Br dan Iq, yang menjelaskan sistem kerja dan gaji.
“Sistem gaji mereka tiap bulan 200 Dolar Amerika. Selain itu tiap target yang berhasil dibayar 1 Dolar Amerika. Target identitas warga Amerika (nama, umur, alamat) yang dikirim ke pihak asing via telegram. Nomor kontak dan link database dikirim oleh pihak asing diduga warga Amerika. Jika target berhasil, akan ada konfirmasi dari pihak asing tersebut,” ujar Kombes Ranefli.
Selanjutnya para pelaku dibawa ke Mako Ditressiber Polda Bali untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Polisi langsung mengembangkan kasus ini dan terungkap jika ada markas mereka di sejumlah lokasi.
Modus yang digunakan yaitu seolah-olah menjadi perempuan. Selain itu mereka menggunakan beberapa foto perempuan yang sudah dilengkapi dengan data diri palsu.
Kemudian foto-foto tersebut digunakan untuk mengelabui dan meyakinkan para calon korban sehingga mendapatkan data yang jadi target. Korban tersebut mau mengikuti atau melanjutkan komunikasi dengan link media sosial (medsos) dan dikirimkan ke pengendali yang saat ini berada di Kamboja.
Para pelaku direkrut sebagai broadcaster oleh seseorang di Kamboja yaitu Vivi untuk melakukan kegiatan broadcast ke akun-akun medsos milik warga Amerika Serikat. Caranya dengan menyapa sebagai model wanita cantik yang membutuhkan teman.
“Para pelaku dibayar menggunakan uang elektronik, bahkan ada yang dapat gaji sebulan Rp 12 juta. Awalnya ada lima orang yang pernah kerja seperti ini di Kamboja. Selanjutnya mereka dipercaya membuat kantor di Bali. Kantor pertama kali di wilayah Tabanan, lalu pindah ke Denpasar,” kata Ranefli, mantan Kapolres Tabanan ini. (Kerta Negara/balipost)