Gamelan Suling Gita Semara bukan sekadar ansambel musik tradisional Bali. Ia lahir dari kegelisahan seorang seniman muda. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gamelan Suling Gita Semara bukan sekadar ansambel musik tradisional Bali. Ia lahir dari kegelisahan seorang seniman muda, lalu berkembang menjadi kekuatan artistik yang membangkitkan kembali barungan gamelan suling—yang sebelumnya nyaris tenggelam di antara barungan-barungan gamelan lain.

Berikut enam fakta penting tentang grup ini:

1. Didirikan oleh I Wayan Sudiarsa dari Peliatan, Ubud

Pencetus Gita Semara adalah I Wayan Sudiarsa, seniman asal Desa Peliatan, Ubud, Bali. Ia mendirikan sanggar ini pada tahun 2004, saat masih menjadi mahasiswa di Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar.

eprihatinannya terhadap minimnya perhatian pada gamelan suling mendorongnya membentuk satu barungan khusus suling dengan pendekatan estetika yang baru.

Baca juga:  Pasien Positif COVID-19 Bertambah di Bali, Kumulatif Jadi 277 Kasus

2. Terinspirasi oleh Kekosongan dalam Dunia Gamelan

Sudiarsa menyadari bahwa meski suling sering dipakai dalam berbagai barungan, gamelan suling sebagai barungan mandiri sangat jarang dipentaskan.

Ia menyebut hal ini sebagai “ruang kosong” yang justru menawarkan kebebasan musikal. Gita Semara hadir untuk mengisi ruang tersebut dengan warna yang segar namun tetap akarnya pada tradisi.

3. Menyatukan Gamelan Suling & Gamelan Gambuh

Salah satu inovasi yang dilakukan oleh Gita Semara adalah menggabungkan karakter suling kecil dengan resonansi suling besar dari gamelan gambuh. Hal ini menciptakan kedalaman suara dan tekstur musikal yang khas, mengundang rasa meditatif namun tetap dinamis.

Baca juga:  Vaksinasi Mulai Digelar di Ubud, Gunakan Sistem Ini

4. Mempunyai Karya Orisinal dan Album Digital

Gita Semara telah menghasilkan karya-karya seperti:

“Tabuh Sekar Gayot”

“Renggong Manis”

Album “Banyuling” (2023), yang memuat lagu-lagu eksperimental seperti Ala Salsa, Walking in the Garden (Memargi 2), dan The View of the Town (Memargi 1).

Semua karya ini tersedia di Spotify dan Apple Music.

5. Tampil di Berbagai Festival Bergengsi

Ansambel ini aktif tampil di festival dan panggung seni, salah satunya adalah Ubud Village Jazz Festival 2014, di mana mereka tampil dalam format konser penuh. Video pertunjukan mereka juga tersedia di YouTube dan menjadi dokumentasi penting atas kekuatan ekspresif gamelan suling.

Baca juga:  Ini, "Timeline" Dibukanya Kembali Ubud

6. Berbasis di Desa Peliatan, Ubud

Markas Gita Semara berada di Jalan Serongga No. 31, Banjar Tengah Kanginan, Desa Peliatan, Ubud.

Dari tempat ini, mereka rutin mengadakan latihan, workshop, dan menerima kunjungan dari musisi, peneliti, hingga pelajar asing yang tertarik dengan gamelan Bali. (Pande Paron/balipost)

BAGIKAN