Kepala Dinas Kesehatan Badung, dr. Made Padma Puspita. (BP/par)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Kabupaten Badung masih menghadapi tantangan serius dalam penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC). Data dari Dinas Kesehatan Badung menunjukkan, pada triwulan pertama tahun 2025, yakni periode Januari hingga Maret sudah ditemukan hampir dua ratus kasus baru. Yang mengkhawatirkan, sebagian dari kasus ini menyerang anak-anak dan penderita HIV/AIDS (ODHA).

Kepala Dinas Kesehatan Badung, dr. Made Padma Puspita, saat dikonfirmasi pada Senin (26/5), membenarkan temuan tersebut. Ia menyebutkan bahwa hingga Maret 2025, sudah terdeteksi 197 kasus TBC dari estimasi total 758 kasus untuk tahun ini. Angka itu setara dengan 26 persen dari target estimasi kasus tahunan. “Iya untuk kasus TBC, pada triwulan pertama sudah ditemukan sebanyak 197 kasus TBC,” ujarnya.

Baca juga:  Bawaslu Sebut Ratusan TPS Rawan di Badung

Kendati deteksi kasus sudah berjalan aktif, namun angka keberhasilan pengobatan atau Treatment Success Rate (TSR) masih belum memenuhi target nasional. Saat ini, TSR TBC di Badung baru mencapai 72,4 persen, sedangkan pemerintah pusat menargetkan minimal 90 persen. Tak hanya itu, angka kematian akibat TBC di triwulan pertama 2025 juga sudah mencapai 16 kasus. “Jadi dari 197 kasus ada 12 kasus diantara merupakan kasus TBC Anak dan 11 kasus TB-HIV,” katanya.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2024 lalu, estimasi kasus TBC di Badung sebesar 759. Namun jumlah kasus yang ditemukan justru melampaui angka tersebut, yakni sebanyak 802 kasus atau 106 persen dari estimasi.

Baca juga:  Viral di Medsos, Aksi Bagi-bagi Kue ke Sekolah Buat Resah

“Tahun lalu kami temukan 50 kasus TBC anak dan 63 kasus TB-HIV. Tingkat keberhasilan pengobatan juga belum ideal, yaitu sebesar 87,2 persen. Angka kematiannya bahkan mencapai 39 orang,” tambahnya.

Situasi ini menunjukkan bahwa penularan TBC di Badung belum terkendali sepenuhnya. Selain tantangan dari sisi pengobatan, sosialisasi dan deteksi dini juga masih perlu ditingkatkan, terutama di kalangan anak-anak dan komunitas berisiko tinggi seperti ODHA.

Terkait informasi yang beredar mengenai vaksin TBC yang dikembangkan oleh yayasan milik Bill Gates, dr. Padma menyatakan pihaknya belum menerima arahan resmi dari pemerintah pusat.

Baca juga:  Alami Trauma Psikis, Korban Pedofilia Berpotensi Jadi Pelaku

“Kami masih menunggu petunjuk dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Jadi belum bisa komentar banyak soal vaksin itu,” ujarnya.

Dengan terus bertambahnya kasus dan tantangan dalam pengobatan, upaya kolaboratif antara pemerintah, tenaga medis, serta masyarakat dinilai sangat penting untuk menekan laju penyebaran TBC di Badung. Edukasi, deteksi dini, serta pengawasan pengobatan menjadi kunci utama dalam mengatasi penyakit yang masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia ini. (Parwata/Balipost)

 

BAGIKAN