Ilustrasi. (BP/Istimewa)

TOKYO, BALIPOST.com – Setidaknya 34 orang kru yang berada dalam sebuah kapal pesiar yang bersandar di Nagasaki, Jepang, telah dites positif COVID-19, kata otoritas lokal pada Rabu (22/4). Dikutip dari AFP, Kapal Pesiar Costa Antlatica ini pertama kali tiba di Nagasaki pada Januari lalu untuk melakukan perbaikan.

Saat ini sebanyak ratusan kru berada dalam kapal itu. Pada minggu ini, seorang dari kapal itu mengontak otoritas lokal untuk melakukan tes terhadap sejumlah kru di dalam kapal itu.

Sebanyak empat kali tes dilakukan di kapal tersebut dan ditemukan 1 orang terinfeksi pada Senin lalu. Kemudian dilakukan tes ke 57 awak kapal dan ditemukan 34 kasus pada Rabu ini.

Baca juga:  Klaster Keluarga dan Perjalanan Daerah Perlu Diwaspadai

“Banyak kasus infeksi dikonfirmasi dalam kapal itu,” kata Gubernur Nagasaki, Hodo Nakamura.

Ia pun berharap mereka semua bisa pulang kembali dengan sehat, secepatnya. Untuk itu, ia meminta bantuan pemerintah pusat untuk menanganinya.

Nakamura mengatakan bahwa mereka yang terinfeksi dan anggota kru lainnya tetap berada dalam kapal. Pihak operator kapal juga telah memberitahu pejabat lokal bahwa anggota krunya melakukan karantina mandiri.

Petugas Jepang belum melakukan pemeriksaan ke kapal itu. Tes dilakukan oleh personel medis yang ada di kapal itu menggunakan suplai dari fasilitas kesehatan lokal. Menurut petugas, diperlukan waktu untuk merencanakan dan mengumpulkan personel terlatih serta peralatan sebelum naik ke kapal itu.

Baca juga:  Meski Indikator Asesmen Diubah, Level PPKM Bali Masih Sama

Pejabat di Nagasaki mengatakan tidak ada orang yang di kapal itu berada dalam kondisi serius.

Belum ada jumlah pasti berapa kru yang ada dalam kapal pesiar itu. Namun, laporan-laporan sebelumnya menyebutkan ada sebanyak 623 kru dari kebangsaan yang berbeda-beda berada dalam kapal itu. Beberapa orang dipercaya telah pindah ke Kota Nagasaki dalam beberapa minggu terakhir.

“Kami belum memutuskan berapa banyak dan kapan akan dilakukan tes PCR,” kata Kepala Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Kawasan, Katsumi Nakata.

Ia pun mengatakan harus melakukan tindakan secara pelan dan bertahap. “Kami harus terlindungi karena kami menghadapi banyak orang,” tambahnya.

Baca juga:  Aturan Baru, Direktur RSUD Klungkung Jadi Plt

Infeksi di klaster kapal ini terjadi berbulan-bulan setelah Jepang menghadapi wabah COVID-19 di Diamond Princess, sebuah kapal pesiar yang bersandar di Kota Yokohama, dimana sebelumnya seorang penumpang dinyatakan positif COVID-19.

Saat itu, diputuskan melakukan karantina di dalam kapal dengan alasan akan membatasi penyebaran infeksi itu. Namun lebih dari 700 orang terkena virus itu dan 13 orang meninggal.

Sejauh ini, Jepang hanya mengalami pertumbuhan kasus yang relatif kecil dibandingkan Eropa dan Amerika Serikat. Jumlah kasus mencapai 11.500 dengan 277 kematian. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *