TABANAN, BALIPOST.com – Sejarah baru tercipta di Kabupaten Tabanan. Untuk pertama kalinya, upacara Ngaben Bersama digelar di Gedung Krematorium Jayaning Singasana Desa Adat Kota Tabanan, pada Kamis (27/2). Upacara Pitra Yadnya ini diikuti 357 sawa, yang terdiri dari 171 peserta Ngaben dan Ngerorasin, 62 peserta Ngelangkir/Ngelungah, serta 118 peserta Warak Kruron.

Acara diawali dengan nunas tirta pangulapan dan ngeringkes, dipuput Ida Pandita Mpu Nabe Ananda Prateka Dukuh Prabu dari Griya Pangkung Prabu dan Ida Pedanda Gede Putu Oka Mas dari Griya Tengan Dangin Carik.

Baca juga:  Desa Adat Kota Tabanan Kembali Geliatkan Ajang Kesenian

Bendesa Adat Kota Tabanan, I Made Suardika mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya Ngaben Bersama ini. Ia menekankan bahwa pembangunan krematorium merupakan hasil sinergi antara Desa Adat Kota Tabanan dan Pemkab Tabanan, yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam pelaksanaan yadnya.

Selain mempermudah pelaksanaan upacara, krematorium ini juga meringankan beban biaya. Ngaben dikenakan biaya Rp1.500.000 per sawa, Ngerorasin Rp750.000, sementara Ngelangkir, Ngelungah, dan Warak Kruron masing-masing Rp500.000 per peserta.

Baca juga:  Desa Adat Kota Tabanan Pelaspas Areal Parkir Krematorium Setra Ganda Mayu

“Dengan adanya krematorium ini, masyarakat kini memiliki fasilitas yang lebih terjangkau dan nyaman untuk melaksanakan Pitra Yadnya, sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” katanya.

Sementara itu Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., yang hadir bersama Wakil Bupati I Made Dirga, memberikan apresiasi tinggi atas antusiasme masyarakat dalam pelaksanaan yadnya ini.

Hadir pula dalam upacara ini Tjokorda Anglurah Tabanan, Anggota DPR RI, Anggota DPRD Provinsi Bali, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda, serta pimpinan perangkat daerah terkait. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Desa Adat Kota Tabanan akan Gelar Lomba Ogoh-ogoh

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN