Dialog Merah Putih Bali Era Baru menghadirkan narasumber Bandesa Adat Alasngandang, I Komang Warsa, S.Pd., M.Si., M.Pd., Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. Wayan "Kun" Adnyana, S.Sn., M.Sn. (tengah), dan Ketua Pandu Nusa Provinsi Bali, I Putu Widya Candra Prawartana, M.Pd. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pembangunan fasilitas perlindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih merupakan salah satu pembangunan infrastruktur monumental dan fundamental yang dibangun Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace). Lalu, apa manfaat nyata dari penataan fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih bagi umat Hindu di Bali?

Topik tersebut dijadikan tema Dialog Merah Putih Bali Era Baru yang menghadirkan narasumber Bandesa Adat Alasngandang, I Komang Warsa, S.Pd., M.Si., M.Pd., Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. Wayan “Kun” Adnyana, S.Sn., M.Sn., dan Ketua Pandu Nusa Provinsi Bali, I Putu Widya Candra Prawartana, M.Pd.

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. Wayan “Kun” Adnyana, S.Sn.,M.Sn., mengatakan secara prinsip Pura Agung Besakih merupakan tempat suci sakral bagi umat Hindu. Namun, karena kawasan Suci Pura Agung besakih yang begitu indah menarik para wisatawan untuk berkunjung.

Sehingga perlu pengelolaan secara arif. Dimana para wisatawan tetap bisa menikmati keindahan panorama dan kesucian Pura Agung Besakih, namun tetap diatur agar kesucian pura tetap terjaga. Apalagi, kawasan Suci Pura Agung Besakih telah ada bioskop mini yang menampilkan sejarah Pura Agung Besakih, dan upacara-upacara yang pernah dilakukan. Sehingga, bisa memberi pengetahuan bagi wisatawan tentang Pura Agung Besakih.

Baca juga:  Festival Seni Bali Jani, Ajang Unjuk Gigi Seniman Muda

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. Wayan “Kun” Adnyana, S.Sn., M.Sn., dalam Dialog Merah Putih Bali Era Baru mengatakan karena Pura Agung Besakih juga sebagai destinasi wisata, maka para pedagang mestinya menyediakan cenderamata yang berkualitas dari pengrajin-pengrajin lokal. Sehingga, UMKM Bali bisa tumbuh dan berkembang. Apalagi, kios-kios pedagang telah ditata dengan rapi. “Semua sudah berjalan dengan baik tanpa saling meniadakan. Apalagi, fasilitas ini memungkinkan pengelolaan itu terjaga secara baik. Ini menandakan bahwa Pura Agung Besakih harus kita jaga kemuliaan dan kesuciannya secara bersama-sama, sehingga memberi manfaat nyata bagi seluruh umat Hindu. Apalagi, membangun Bali itu harus dari hulu, yaitu dari kawasan Suci Pura Agung Besakih,” tandas mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ini.

Baca juga:  Hadapi Era Milenial, Nyastra Wujud Kesadaran Pemahaman Agama

Bandesa Adat Alasngandang, I Komang Warsa, S.Pd., M.Si., M.Pd., mengatakan sebelum kawasan Suci Pura Agung Besakih ditata selalu direpotkan dan disibukkan dengan tempat parkir yang semrawut. Terutama pada upacara besar, seperti upacara Ida Bhatara Turun Kabeh, Ngusaba Dalem Puri, dan upacara  besar lainnya. Bahkan, kemacetan selalu terjadi di kawasan Suci Pura Agung Besakih. Namun, atas program Gubernur Koster bersama Wagub Cok Ace yang telah menata fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih ini, kini kawasan Suci Pura Agung Besakih tidak lagi sembrawut. Namun, telah ditata dengan rapi dan indah. Sehingga tidak ada lagi pemedek yang akan disibukkan dengan kemacetan dan tempat parkir.

Tidak hanya penataan tempat parkir, penataan kios-kios pedagang juga ditata rapi. Begitu juga dengan fasilitas lainnya, seperti toilet, pengisian daya kendaraan listrik, tempat khusus difabel, dan lainnya. Sekarang dengan dibangunnya fasilitas kawasan Suci Pura Agung Besakih oleh Bapak Gubernur Wayan Koster bersama Wagub Cok Ace tidak ada lagi masyarakat atau pemedek yang tangkil ke Pura Agung Besakih merasa kesal karena tidak dapat parkir arau kendaraannya tersenggol oleh pemedek lain, sehingga pemedek dengan tulus ikhlas melakukan persembahyangan. Tidak seperti sebelum-sebelumnya pamedek itu marah-marah, ngedumel yang menyebabkan cuntaka dalam pikirannya yang menyebabkan terganggunya persembahyangan,” ujar Komang Warsa dalam Dialog Merah Putih Bali Era Baru “Manfaat Nyata Penataan Kawasan Suci Besakih” di Warung Coffee 63 A Denpasar.

Baca juga:  Jaksa Ajukan Kasasi Kasus Septyan

Ketua Pandu Nusa Provinsi Bali, I Putu Widya Candra Prawartana, M.Pd., mengatakan apa yang telah dilakukan Gubernur Koster dengan melakukan penataan kawasan Suci Pura Agung Besakih harus didukung. Apalagi, penataan kawasan Suci Pura Agung Besakih ini sejak lama dinanti-nantikan oleh masyarakat Bali. Dan sekarang di era kepemimpinan Gubernur Koster – Wagub Cok Ace bisa terealisasi. Apalagi, penataan kawasan Suci Pura Agung Besakih akan memberi manfaat ekonomi bagi para pedagang dan masyarakat lokal. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *