Jro Mangku Ulu Pangkung Prabu saat berada di lokasi kejadian pelajar tewas tenggelam di Sungai Yeh Panahan, Banjar Pangkung Prabu, Desa Delod Peken, Tabanan. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Angker. Begitulah sebutan sejumlah warga untuk Sungai Yeh Panahan, Banjar Pangkung Prabu, Desa Delod Peken, Tabanan. Lokasi itu merupakan tempat jatuhnya pelajar kelas VII MTs. Al Amin Tabanan, Dimas Sihabudin (13), Kamis (2/1) lalu.

Cerita mistis tentang keberadaan sungai itu disampaikan oleh Jro Mangku Ulu Pangkung Prabu (I Gede Nengah Rangkep Dhusak) di rumahnya, Jumat (3/1). Dikatakannya, selama nganteb beragam upacara yadnya di lokasi tersebut, dirinya tidak pernah melihat keanehan. Hanya, ia bisa merasakan suasana angker atau rancangan Ida yang ada di sana.

Baca juga:  Patung Buddha, Destinasi Baru di Nusa Penida

Bagi krama desa adat setempat, lokasi tersebut sangat disucikan lantaran terdapat Beji Pengelarungan dan Tibu Pengelarungan, tempat pelaksanaan upacara agama seperti mecolongan, nelu bulanin dan ngelarung abu setelah ngaben. Beji berada di sebelah utara berbentuk bulakan. Di sinilah tempat nunas tirta untuk segala bentuk upacara yadnya di tibu pengelarungan.

“Melihat ‘beliau’ secara nyata tidak pernah, hanya tahu nama-nama yang punya wewenang di sana, seperti Ida Ratu Gede Sedan Pengelarungan, Ratu Mas dan Ratu Niang Sakti,” jelasnya.

Baca juga:  Ngamuk di Desa Pajahan, ODGJ Diamankan saat Nyepi Kabur dari RS

Mesti tidak pernah melihat langsung wujud rancangan Ida yang ada di lokasi itu, Jro Mangku Ulu Pangkung Prabu mengaku beberapa kali bertemu lewat mimpi, dalam wujud wanita berambut panjang terurai. Sementara menurut cerita, sejumlah pemancing pernah melihat samar-samar sosok seorang perempuan cantik dan orang lingsir.

Sementara itu, pascaperistiwa pelajar tewas tenggelam, Klian Adat Pangkung Prabu I Wayan Suartana menyatakan dalam waktu dekat tidak ada rencana mengggelar upacara sejenis pecaruan di lokasi setempat. Proses pecaruan atau penyucian kawasan akan dilakukan menjelang hari raya Nyepi yang rutin dilaksanakan oleh desa adat.

Baca juga:  Upacara "Tawur Labuh Gentuh" di Bangli, Pesertanya Dibatasi

“Bagi kami, pecaruan jelang Nyepi akan bisa menyucikan kawasan di seluruh wilayah desa adat, jadi tidak mengkhusus,” papar Suartana. Dimas Sihabudin merupakan pelajar kelas VII MTs. Al Amin Tabanan. Ia nekat mandi di sungai meski tidak bisa berenang. Alhasil korban pun langsung tenggelam dan ditemukan tewas. (Dewi Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *