Pangempon dan Pangemong Pura, Sabtu (12/11) menggelar upacara Guru Piduka dna Pecaruan. (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pascakebakaran melanda pelinggih utama Pura Uluwatu, Selasa (8/11), Pangempon dan Pangemong Pura, Sabtu (12/11) menggelar upacara Guru Piduka dna Pecaruan. Prosesi upacara kali ini, turut dihadiri Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), pihak Dinas Kebudayaan, Pangelingsir Puri Jrokuta, Prajuru Desa Pecatu, Camat Kuta Selatan dan undangan lainnya.

Cok Ace usai prosesi upacara menyampaikan, upacara Guru Piduka dan pecaruan ini digelar karena sebelumnya Pelinggih Utama Pura Uluwatu terbakar akibat tersambar petir. Selain itu, prosesi guru piduka ini digelar sebelum proses renovasi bangunan dimulai. “Hari ini di Pura Luhur Uluwatu, digelar upacara Guru Piduka dan pecaruan, sebelum proses rehab bangunan pelinggih utama dilakukan. Apalagi, dalam waktu dekat, akan digelar Pujawali yang akan jatuh pada 24 Januari 2023 mendatang,” katanya.

Baca juga:  BOR Ruang Isolasi COVID-19 di RSAD Udayana Penuh, Kapasitas Ditambah Jadi Segini

Panglingsir Puri Agung Jrokuta selaku Pengempon Pura Luhur Uluwatu, Anak Agung Ngurah Jaka Pratidnya atau akrab disapa Turah Joko, menyampaikan, berkaitan dengan rehab bangunan pelinggih Meru Tumpang Tiga, akan dilakukan setelah upacara guru piduka. Untuk itu, di hari yang sama, dilakukan rapat dengan Bagawanta Puri, Prajuru Desa Adat Pecatu, dan Dinas terkait. “Rapat ini membahas seperti apa rangkaian dan prosesi rehab bangunan. Mengingat dalam waktu dekat, akan digelar Pujawali di Pura Uluwatu,” kata Turah Joko.

Baca juga:  Rambah Gianyar, Puluhan Ekor Babi Mati Mendadak

Sementara itu, Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta menyampaikan, untuk prosesi Guru Piduka dan Pecaruan, dipuput oleh Ida Pedanda dari Griya Sari Tegal. Untuk pecaruan, sarana banten yang digunakan Caru Eka Sata berupa ayam.

Diharapkan perbaikan bangunan bisa rampung dan sekaligus diupacarai pada pujawali nanti, 24 Januari 2023. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN