NEGARA, BALIPOST.com – Adanya empat kucit (anak babi) bantuan APBDes 2019 di Desa Manistutu yang diketahui mati, ditindaklanjuti petugas dari Bidang Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana. Pada Rabu (11/12) dilakukan disinfektan di kandang milik warga.
Upaya pembersihan kandang babi milik warga ini, untuk memastikan bebas dari bakteri yang menimbulkan penyakit. Apalagi saat ini, pemerintah mewaspadai bahaya virus ASF pada babi. “Kita lakukan penyemprotan disinfektan pada kandang babi. Ini untuk menghindari babi dari bakteri pembawa penyakit diare,” terang Kasi Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, I Gusti Rai Mulyawan.
Dari dugaan awal, matinya anakan babi itu dikarenakan diare. Karena itu perlu upaya agar kucit yang lain tetap sehat dan tumbuh baik.
Dari pengecekan Puskeswan Melaya, diketahui kucit yang mati dikarenakan diare. Sementara itu dari pengecekan petugas ke sejumlah kandang babi milik warga, ada yang kurang representatif.
Di samping juga ada yang di wilayah yang kekurangan air. Ini juga bisa menjadi penyebab babi cepat mati, karena babi rentan terhadap cuaca yang cukup panas.
Petugas melakukan pengecekan secara berkala ke sejumlah kandang warga di Manistutu itu. Di antaranya milik Ni Luh Suci Sri Astuti (34) warga Banjar Ketiman serta Ni Nengah Witoni (53) warga Banjar Ketiman Kelod.
Sementara itu, Perbekel Desa Manistutu, I Komang Budiana mengatakan desa sudah menerima bantuan cairan disinfektan dan nantinya warga yang membutuhkan bisa mengambil di kantor desa. Kucit yang merupakan bantuan ini merupakan salah satu program ovop (one village one product). (Surya Dharma/balipost)