Petugas melakukan pemantauan di salah satu kandang babi milik peternak Klungkung. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Merebaknya isu ASF (African Swine Fever) atau Demam Babi Afrika di sejumlah daerah di Bali, membuat Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Klungkung meningkatkan kewaspadaan. Para peternak dihantui kekhawatiran virus ini juga akan mewabah di Klungkung, lantaran sebelumnya pada Februari 2024 ada laporan beberapa ekor babi mati karena sakit.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung, Ida Bagus Gde Juanida, Selasa (19/3), mengatakan kasus matinya sejumlah babi pada Februari lalu belum bisa dipastikan ASF. Pihaknya mengaku tidak memperoleh sampel untuk dilakukan uji laboratorium.

Pemiliknya saat itu hanya melaporkan kejadian tersebut kepada petugas yang sedang melakukan pemantauan hewan ternak. “Saat ada laporan babi mati itu, kami tidak mendapatkan sampelnya, mudah-mudahan itu (penyebab kematiannya) bukan karena ASF,” katanya.

Baca juga:  Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, Pengobatan Tradisional Bali Mampu Sandingi Pengobatan Medis

Sesuai laporan peternak saat itu, Juanida mengatakan kasus kematian babi tersebut terjadi di salah satu lokasi peternakan babi di Desa Timuhun, Kecamatan Banjarangkan. Laporan kematian babi disampaikan terjadi dua kali.

Pertama, awal Februari 2024, dimana saat itu babi yang mati merupakan indukan saat melahirkan. Kasus serupa kemudian kembali terjadi, dengan korban dua ekor babi pada pertengahan hingga akhir Februari 2024.

Baca juga:  Dilanda Isu ASF, Harga Babi Turun hingga Rp 23 Ribu Sekilo

Kematian babi ini terjadi rentang dua setengah minggu, dengan sebab yang sama, diawali dari kondisi babi sakit.

Rentetan peristiwa ini membuat Dinas Pertanian Klungkung mengambil langkah antisipasi dan penelusuran lebih lanjut. Peternak dengan kasus kematian babi mendapat penantauan khusus, guna memastikan penyebab sesungguhnya.

Apalagi saat awal Maret, Juanida menyampaikan kembali terjadi kasus babi sakit tiga ekor. Namun, karena sudah diantisipasi sejak awal, babi itu tidak sampai mati. “Awal Maret 2024 itu, ada lagi tiga ekor babi yang sakit, namun bisa disembuhkan dengan obat yang diberikan,” tegasnya.

Pihaknya kini memberi fokus khusus terhadap fenomena ini. Dia berupaya jangan sampai wabah ASF ini juga masuk ke Kabupaten Klungkung.

Baca juga:  Pasutri Naker Migran Buleleng Berbagi Pengalaman, Rapid Testnya Positif Tapi Swabnya Negatif

Seluruh petugas kesehatan hewan diturunkan untuk gencar melakukan pemantauan hewan ternak. Tidak hanya babi, tetapi juga ternak lain seperti sapi. Selain melakukan pemantauan, Juanida menambahkan petugas juga gencar melakukan sosialisasi kepada para peternak. Terutama aktif menjaga kebersihan kandang dan memberikan bantuan antiseptik.

“Jika ada kematian babi mendadak, agar segera dilaporkan kepada petugas. Kami juga sedang aktif memantau lalu lintas ternak masuk Klungkung. Para peternak harus sama-sama waspada,” katanya. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *