Peternak sedang membersihkan kandang babinya. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali saat ini mewaspadai masuknya virus African Swine Fever (ASF) atau virus Demam Babi Afrika. Virus tersebut banyak menyerang berbagai negara.

Meski belum ada laporan soal masuknya virus yang pertama kali ditemukan di Cina ini, Bali sebagai daerah kunjungan pariwisata lebih dahulu mewaspadai dan melakukan antisipasi masuknya virus tersebut. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, Wayan Mardiana mengatakan, dalam mengantisipasi masuknya virus Demam Babi Afrika ini di Bali, pihaknya telah mengundang sejumlah stakeholder yang berkaitan dengan menjaga pintu masuk Bali.

Baca juga:  Didukung Dubes RI dan Konsul Jenderal RI di Osaka, Balinihon.com Diluncurkan

Seperti pihak bea cukai, maskapai penerbangan, hingga otoritas bandara, pelaku usaha babi dan instansi terkait di pintu masuk Bali. “Kami telah mengadakan fokus diskusi grup beberapa waktu lalu untuk mengajak semua stakeholder untuk melakukan pemantauan dan langkah antisipasi,” katanya dikonfirmasi via telpon, Selasa (15/9).

Virus demam babi Afrika merupakan virus yang tidak berbahaya bagi manusia. Virus ini tidak menular pada manusia, namun virus ini sangat mematikan untuk babi. “Sejauh ini memang belum ada vaksin yang dapat mencegah penularan virus tersebut,” katanya.

Baca juga:  PBM Dengan Model Daring Perlu Dievaluasi

Info terakhir, penyebaran virus ini sudah masuk perbatasan Timor Leste. Virus ini tidak sama dengan flu babi, penyebaran virus demam babi Afrika ini disebabkan sampah sisa makanan dari pesawat udara dan hotel yang banyak dipergunakan untuk pakan babi.

Selain itu, wisatawan Cina yang suka membawa tentengan makanan dari bahan babi, seperti sosis, dendeng, dan daging asap, merupakan sumber yang menjadi penyebaran penyakit ini.  Penyakit ini mempunyai tingkat kesakitan dan kematian yang tinggi, yaitu 100 persen.

Baca juga:  Cegah Kasus Transmisi Lokal, Pintu Keluar-Masuk Desa Bondalem Diperketat

Yang menjadi dampak kepada peternak adalah kerugian ekonomi bila penyakit ini telah masuk dan menyerang babi mereka. Untuk itu, pintu–pintu masuk Bali sebagai daerah tujuan pariwisata harus benar-benar dilakukan pengawasan yang preventif terhadap produk olahan daging babi yang masuk ke Bali.

Virus demam babi ini merupakan penyakit babi yang sangat menular. Babi yang terinfeksi virus ini pada umumnya memiliki gejala suhu tinggi dan kehilangan nafsu makan. Selain itu, ternak juga muntah, diare dan kesulitan bernafas serta berdiri. (Agung Dharmada/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *