Ni Wayan Suriani salah satu warga pengguna biogas di Desa Bongkasa Pertiwi. (BP/istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Desa Bongkasa Pertiwi telah dicanangkan sebagai Desa Wisata, hal tersebut menuntut kebersihan lingkungan dan sanitasi yang baik, agar wisatawan yang berkunjung merasa aman dan nyaman. Untuk itu, PT. Tirta Investama- Pabrik Mambal (Pabrik Aqua Mambal) bersama BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Mandala Sari melihat masalah dari limbah ternak yang dipelihara secara tradisional sebagai sebuah peluang untuk pengembangan biogas.

Reaktor Biogas dibangun di pemukiman untuk mengelola limbah ternak di Bongkasa Pertiwi menjadi energi terbaharukan. Program ini yang kemudian mendorong Bongkasa Pertiwi menjadi Kampung Mandiri Energi.

Program Kampung Mandiri telah dirancang dan mulai diinisiasi sejak 2017, dan saat ini telah terbangun 20 unit biogas dan tercatat 554 jiwa yang terlibat dan menerima manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara teknis, limbah ternak dikumpulkan dalam reaktor biogas berkapasitas 4mᵌ. Satu reaktor dapat menampung sebanyak 20 kg limbah kotoran babi atau 40 kg limbah sapi dalam sehari. Limbah sebanyak itu bisa dihasilkan oleh 4-5 ekor babi dan 2 ekor sapi, yang rata-rata dimiliki oleh warga Desa Bongkasa Pertiwi.

Baca juga:  Ke Pengungsian Gunung Agung, Wapres JK Minta Warga Bersabar

Ketua BUMDes Mandala Sari Ida Bagus Gede Manu Drestha mengatakan bahwa perlu waktu untuk meyakinkan warga masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam program ini. “Setelah mereka mengenal dan merasakan sendiri manfaatnya, pengembangan program ini menjadi lebih mudah dengan dukungan dan kontribusi masyarakat,” kata pria yang akrab disapa Gus Manu itu.

Pengelolaan limbah kotoran ternak ini selain menyelesaikan masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan di Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, juga secara ekonomi mengurangi pengeluaran untuk pembelian gas elpiji. Gas Metan yang dihasilkan oleh Reaktor Biogas menjadi energy alternatif untuk kebutuhan memasak dan rumah tangga.

Baca juga:  Warga Positif COVID-19 di Badung Bertambah, Salah Satunya Diduga Transmisi Lokal

Di sisi lain Methan yang terbakar sempurna tersebut mengurangi efek Gas Rumah Kaca. Manfaat lain secara ekologis adalah dihasilkannya pupuk organik (bio slurry), yang bagus digunakan untuk penerapan pertanian sehat dan ramah lingkungan.

Sektor pertanian adalah mata pencaharian utama di Desa Bongkasa Pertiwi. Pupuk Kimia masih digunakan sebagai nutrisi asupan tanah, padahal penggunaan pupuk kimia secara terus menerus akan mencemari tanah dan air di lingkungan pertanian tersebut. Aktifitas tersebut akan menurunkan produktifitas lahan, disisi lain harga pupuk makin mahal dan secara sosial akan menurunkan minat para petani muda.

Baca juga:  Tren "Farm to Table" Makin Diminati, Restoran Multinasional Lirik Penggunaan Pangan Lokal

Bongkasa Pertiwi berkembang tidak hanya bersama BUMDes Mandala Sari, selain dengan Pabrik Aqua Mambal, Yayasan Rumah Energi (YRE) dan pemerintah juga memberikan dukungannya melalui Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung. Peran serta seluruh pemangku kepentingan tersebut mendorong Desa Bongkasa Pertiwi untuk menuju Desa Pro Iklim di tahun 2020.

Senior Stakeholder Relation Manager Pabrik Aqua Mambal, Forcy Tjandra mengatakan bahwa, Kampung Mandiri Energi nantinya bisa menjadi salah satu nilai jual wisata Bongkasa Pertiwi. “Kami memiliki mimpi bahwa penggunaan energi terbaharukan bagi aktifitas di Bongkasa Pertiwi akan bisa terpenuhi dari program ini. Dan pada akhirnya Desa Bongkasa Pertiwi juga berpeluang besar menjadi Kampung Pro Iklim, sejalan dengan program pemerintah,” tutur Forcy. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *